Kelompok sosial lahir dari interaksi dalam kehidupan bermasyarakat. Dalam kehidupan bermasyarakat akan ada individu yang berkumpul melakukan interaksi dengan individu lainnya. Individu-individu yang berkumpul ini nantinya akan melakukan hubungan timbal balik antar individu satu dengan individu lainnya. Hingga terbentuklah suatu kelompok sosial.
Dalam interaksinya kelompok sosial pasti memiliki tujuan yang ingin dicapai bersama. Seperti halnya kelompok keluarga yang mempunyai tujuan sakinah mawadah warahmah. Kelompok organisasi serta komunitas memiliki tujuan sesuai dengan tujuan didirikannya. Untuk mencapai tujuan itu kelompok sosial perlu melakukan diskusi bersama. Diskusi dalam kelompok sosial bertujuan untuk membahas mengenai apa hal-hal yang harus dilakukan agar tujuan bersama bisa tercapai.
Diskusi harus dilakukan dengan nyaman agar mendapatkan solusi yang diperlukan. Diskusi yang nyaman membutuhkan waktu dan tempat yang pas. Waktu yang pas harus sesuai dengan jadwal anggota kelompoknya agar dapat berkumpul semua. Begitu juga mengenai tempat harus sesuai kesepakatan bersama.
Mengenai tempat, warung kopi atau kafe sering dijadikan tempat utama untuk melakukan perkumpulan. Warung kopi dipilih karena kopi mempunyai manfaat dalam berlangsungnya diskusi. Kopi mengandung kafein yang menurut penelitian mampu meningkatkan kemampuan otak dalam menyimpan memori jangka panjang. Maka dari itu warung kopi jadi tempat yang nyaman untuk melakukan diskusi.
Warung kopi bukan sekedar tempat untuk ngopi, warung kopi adalah sebuah ruang aspirasi dan manjadi sumber inspirasi bagi kelompok sosial. Tidak hanya membahas masalah tujuan bersama dalam kelompok. Terkadang diskusi melebar hingga masalah politik, ekonomi, olahraga, dan masih banyak lagi. Bagi kelompok sosial warung kopi adalah tempat bertukar pikiran, informasi, pengalaman dan masih banyak lagi.
Diceritakan oleh KH Muchtar Jamil, bahwa Syekh Maulana Malik Ibrahim (Sunan Gresik) mempunyai warung untuk mendakwahkan Islam. Syekh Maulana Malik Ibrahim mengeratiskan bahan pokok bagi orang yang kekurangan. Pada malam hari Syekh Maulana Malik Ibrahim mengumpulkan kelompok masyarakat di warungnya untuk membahas masalah agama. Syekh Maulana Malik Ibrahim membuatkan kopi agar kelompok diskusi bisa kuat untuk diskusi malam. Mungkin dari sinilah kebiasaan ngopi masyarakat Gresik jadi tradisi.
Ada kisah menarik lagi di kabupaten Gresik mengenai warung kopi. Kisah ini membuktikan bahwa minum kopi dapat membuka pikiran dan pengetahuan yang akhirnya mudah menuntaskan masalah. Kisah ini mengenai anggota DPRD Gresik yang menemui kebuntuan saat rapat, ketua rapat memberi instruksi agar rapat dipindahkan di warung kopi disekitar gedung DPRD. Anehnya saat rapat dilakukan di warung kopi solusinya dapat mudah didapatkan. Entah apakah ini hanya sebuah kebetulan belaka?. Kopi dan warung kopi sangat pas untuk diskusi bagi kelompok sosial.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H