Nilai Budaya pada Tradisi Pacuan Kuda di Gayo (Aceh Tengah)
Kota takengon, kabupaten Aceh Tengah merupakan kota yang berada di dataran tinggi yang sering juluki dengan sebutan negeri "Diatas Awan". Selain kota nya yang sangat dingin, Kota ini juga sangat dikenal dengan ciri khas kopinya.Â
Selain itu Masyarakatnya juga sangat menjunjung tinggi nilai kebudayaannya. Salah satunya yaitu tradisi Pacuan Kuda atau sering disebut dengan "Pesta Rakyat Gayo".
Pacuan kuda di gayo diadakan setiap tahunnya sebanyak dua kali, yaitu pada perayaan hari jadi kota Takengon tersebut dan pada hari Ulang Tahun Republik Indonesia. Setiap tahunnya masyarakat sangat menanti nanti acara pacuan kuda tersebut. Tanpa harus di umumkan masyarakat langsung berbondong bondong datang ke lokasi acara tersebut.
Lokasi diadakanya pacuan kuda tersebut yaitu di kampung Belang Bebangka, Kecamatan Pegasing. Tempatnya berbentuk lingkaran dan pada setiap pinggir lingkaran itu dipenuhi dengan orang yang berjualan. Selain itu disediakan juga tempat untuk penonton yang sebut dengan nama "tribun" dari tampat itu penonton dapat menyaksikan pacuan kuda dengan leluasa.
Pacuan kuda ini sudah ada sejak jaman kolonial belanda,namun sampai saat ini masyarakat takengon masih mempertahankan tradisi turun temurun ini. Nilai budaya dari Pacuan kuda ini, yaitu sebagai tali mempererat hubungan silaturahmi didalam sosial masyarakat takengon.Â
Dengan adanya Pesta Rakyat ini masyarakat dari berbagai penjuru langsung datang ke acara tersebut. Tanpa melihat umur semua masyarakat ikut berpartisipasi dalam acara tersebut.Â
Baik anak-anak, remaja, orang dewasa, bahkan yang lansia juga ikut untuk meramaikan acara tersebut. Karena acara ini hanya diadakan dua kali dalam setahun, oleh karena itu masyarakat sangat menjunjung tinggi nilai budaya dari acara Pacuan Kuda tersebut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H