Mohon tunggu...
tajuk demokrat
tajuk demokrat Mohon Tunggu... -

Tajuk Harian Media Demokrat

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pemuda Membaca & Anas Sampaikan Asketis dan Altruis

28 Oktober 2010   03:49 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:02 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

[caption id="attachment_305568" align="alignleft" width="294" caption="Sumpah Pemuda (Ilustrasi: Kaskus.us)"][/caption] PADA saat berbuka puasa di Ramadan tahun ini di kediaman Ketua Dewan Pembina,  Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di Cikeas, Ketua Umum Partai Demokrat (PD), Anas Urbaningrum menyampaikan agar kita menumbuhkan laku asketis. Kepada media subuh hari ini, menanggapi bencana mendera  Wasior,  Mentawai dan Merapi, Bung Anas,  bicara soal sikap altruis. Banyak  sahabat bertanya, apakah dua “makhluk” itu? Bisa  dipastikan segenap ajaran keluhuran di muka bumi  ini  tanpa terkecuali mengajak umatnya membaca.    Membaca memiliki makna mendasar, hakiki, mengantar seorang insan memiliki wawasan, termasuk mengantarkan kepada kerendahan hati, menuju tag line yang selalu dikedepankan Partai Demokrat, yakni: Cerdas  Bersih Santun (CBS). Bisa dipastikan tanpa animo membaca yang tinggi,  CBS hanyalah slogan. Membaca menjadi kunci segala ranah kehidupan. Seorang penulis yang baik, pastilah pembaca beragam info;   baik buku, majalah, koran dan berbagai hal, termasuk kini di manca ragam ranah dunia online. Seorang wartawan senior  pernah bilang membaca koran dan majalah itu, hanyalah ibarat camilan. Makan nasinya, ya, membaca buku.  Maka dengan analogi yang  terasa  pas ini, jika camilan saja tak disentuh, apalagi nasi tak dimakan, yang pasti terjadi adalah Anda lapar. Implikasi lapar, jelas kurang gizi. Seorang dosen di sebuah universitas terkenal, kini acap mengeluh. Animo bertanya mahasiswa di ruang kelas minim. Lebih jauh jika seorang jurnalis menjadi pah-poh bertanya, tiada lain  akibat rendahnya semangat membacanya.  Bisa dipastikan tak akan mempu seseorang itu menulis dengan baik jika dia bukan “kutu” baca. Apatah pula seorang pembicara. KEMBALI ke asketis dan altruis, secara tidak langsung Bung Anas telah mengajak kita untuk membaca, tanpa menyampaikan  himbauan, apalagi perintah. Dan bila kita menelisik sejarah,  anak-anak muda di era lalu di rentang usia 20-an tahun menjadi tokoh bangsa karena kuat membaca. Bahkan kini jika Anda tanyakan kepada anak, saudara, tetangga, Panglima Besar Soedirman wafat di usi a berapa? Kami pastikan, Anda akan mendapatkan jawaban di atas 60 tahun. Bahkan ada yang bilang 70 tahun. Fakta nyata, Jenderal Besar  Soedirman, wafat di usia 33 tahun! Karenanya peringatan Sumpah pemuda hari ini, Tajuk Demokrat, dengan rendah hati, mengajak segenap insan muda Indonesia meningkatkan animo membaca. Dan ingat, majalah dan koran hanyalah camilan. Sehingga jika Anda mau “makan nasi”, kami yakin bisa menjawab apa itu asketis dan altruis. Asketis lawan kata dari hedonis. Laku asketis adalah laku yang berpihak kepada penderitaan, kesulitan orang lain. Sedangkan altruis, peduli kepada  kebahagian dan kesejahteran orang lain. Sehingga dua kata itu sesungguhnya mengejawantahan laku berpolitik CBS yang dikembangkan Partai Demokrat.  Dan makanya, setiap tahun jangan cuma mengulang ucapan   Sumpah Pemuda, tetapi ada sebuah tekad, terutama ke batin diri sendiri,  sudah berapa banyak kita membaca, sehingga mafhum akan premis kehidupan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun