Sebut lah namanya Udhui.tTerlahir dari bukan keluarga berada.Bahkan tergolong sangatlah miskin jika dibanding dengan penduduk lain.Tapi Udui tak pernah merasa ia adalah dari keluarga miskin.Karena Udui diwaktu kecil tak pernah merasakan kelaparan seperti apa yang diberitakan orang orang di media tentang bencana kelaparan di luar negri.Meski apa yang di makan siUdui memang bukan makanan yang tergolong mewah. Kadang juga seharian hanya makan singkong rebus,tapi apa yang dimakannya sudah bisa membuatnya hidup,bernapas,bertenaga.dan yang penting perutnya kenyang.
siUdui ia juga memiliki baju.Meski baju yang dipakai siUdui tak sebaru yang dipakai oleh anak anak orang kebanyakan.Meski juga kadang baju yangdipakai siudui banyak tambalannya.Tapi bagi siUdui bagai mana pun kondisi baju itu,kembali pada kegunaan nya.yaitu sebagai pelindung dari serangan serangga,sebagai pelindung dari angin dan yang terpenting adalah menutup aurat .Oleh sebab itu siUdui tak merasa bahwa ia adalah sebagai anak orang yang miskin.Tapi siUdui tetap tahu diri bahwa ia bukan seperti kebanyakan.
Orang tua siUdui juga memiliki tempat tinggal yang tetap.Tempat berlindung dari hujan dan panas.Tempat berlindung dari angin ribut.Tempat yang membuat siUdui dan orang tuanya dapat melepaskan penat,tempat yang dapat memberikan keamanan dan tidur yag berkualitas.Meski rumah itu kecil,dan tua dengan atap yang bocor,bahkan dapat hanya dibilang sebuah gubuk jika dibandingkan dengan rumah warga sekitar.Tapi rumah siudui berdiri tegak mandiri diatas tanah yang merupakan hak milik ayahnya,peninggalan kakeknya.Sehingga membuat siUdui merasa aman dari penggusuran yang sering ia dengar dari berita. Dan apa yang ia lihat ditelivisi milik tetangga.
Meski kehidupan siUdui dipandang orang sebagai keluarga miskin.Tapi bagi siUdui tidak.Karena ia dan keluarganya tidak memenuhi kreteria miskin.Karena ia merasa terbebas dari bayang bayang kematian oleh sebab kemiskinan.Seperti yang ia dengar dengar,ia baca baca dan apa yang ialihat ditelevisi .
Mengenai kehidupan siUdui dan orang tuanya yanag tak seperti orang kebanyakan,waktu sekolah sd ,siUdui pernah dikeluarkan dari iringan baris berbaris ,melangkah ,berjalan beriringan menuju kantor kecamatan,untuk melakukan upacara bendera 17 agustusan.Ketika ditengah jalan siUdui hampir terjungkal.Dan ibu guru menghampiri nya.Usut punya usut ternyata siUdui memekai sandal jepit,kebesaran lagi sehingga teman yang dibelakang tak sengaja menginjaknya.Dan karena siUdui diketahui iguru itu ibu guru itu memakai sandal jepit,sehingga sangat merusak pemandangan baris berbaris.Dan kelihatannya juga tidak lah rapi.Maka oleh ibu guru siUdui disuruh pulang.
Waktu kecil, waktu siUdui sekolah SD.siUdui memang tak pernah sama sekali mngenakan sepatu.Ia hanya bersandal jepit.Karena orang tuanya tak mampu membelikannya. Tapi siUdui yang waktu itu apakah ia memang lebih paham dari siguru yang menyuruhnya pulang dari rombongan baris berbaris,arak arakan berjalan kekecamatan untuk upacara 17an.siUdui mungkin lebih paham bahawa semua anak memiliki hak yang sama untuk memeroleh pendidikan dan perlakuan yang layak,jauh dari diskriminasi ketika ia sekolah.Apakah ia itu korengan atau apa.Apalagi sekedar hanya memakai sandal jepit.
Duh ibu guru,hanya karena pemandangan yang tak mengenakkan mata ketika engkau melihat siUdui memekai sandal jepit Engkau tega mengabaikan perasaan siUdui. Engkau tega menyuruh siUdui .Bukakah siUdui juga ingin melihat keramaian,khidmatnya upacara 17 an.Bukankah para pahlawan kita dulunya berjuang ,berperang dari hutan masuk hutan ,naik gunung turun gunung kebanyakan mereka tak memakai alas kaki.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H