Mohon tunggu...
tajak rimba
tajak rimba Mohon Tunggu... -

saya seorang petani

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Artikel Utama

Kutandai Sebutir Debu Dengan Cahaya

30 Maret 2015   07:31 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:48 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Ini bukan terjadi pada Jaman Adam sebagai manusia pertama,yang seperti aku yakini dan juga kalian.Karena aku tak mau menempatkan kejadian ini pada zaman Adam ataupun juga setelahnya.Sungguh aku takkan mau menempatkan setting waktunya dijaman Adam.

Lantas apakah yang menyebabkan aku menolak waktu terjadinya pada jaman Adam.Karena kita sebagian manusia juga sudah meyakini tempat dan waktu hidupnya Adam dibumi ini.Bahkan sebagian kita meski agak sedikit berbeda sudah memastikan berapa puluh ribu tahun yang lalu lah Adam itu telah bermukim dibumi ini.

Meski aku setengah mengiyakan dan juga setengahnya ragu,tentang hitungan puluh ribu tahun yang lalu Adam telah bermukim dibumi ini.Tapi benar- benar tak meyakininya.Bukan-bukan jumlah angka yang aku permasalahkan.Bukan juga ketepatan angka itu yang aku ragukan.Aku pun juga menyadari seperti juga diriku.Kita sebenarnya hanya mengira-ngira saja kapan Adam itu mulai menghuni bumi.Tapi yang aku permasalahkan adalah kadar hari yang dilalui oleh Adam dan juga generasi pertama mereka.

Mungkin jika seandainya keakuratan puluh ribu tahun itu sudah diyakini dan disepakati kebenarannya.Tapi apakah kita pernah bertanya jika hitung puluh ribu tahun itu kita ubah jadi jam menit detik.Seperti satuan waktu yang kita pakai.Mungkin puluh ribu itu akan mengembang menjadi ratus ribu,atau bahkan juta ribu.

Ah mungkin itu terlalu diakuratkan saja,terlalu ditepat-tepatkan saja.Cuma hanya selisih waktu saja.Sedetik,dua detik,semenit.Itu tak perlu dipersoalkan .Ini penghitungan yang menggunakan tahun.Perhitungan waktu yang sudah teruji bebas banting dari jaman dulu sebelum ditemukannya detik,menit,jam.Bukankah hitungan tahun untuk menunjukkan waktu masih dipakai hingga jaman sekarang.

Tapi bukan itu yang kumaksud tentang pembengkakan hitungannya.Bukan itu.Pernah engkau mendengar sebuah riwayat tentang bentuk tubuh Adam diatas rata-rata pada kita.Lalu bagai mana dengan hari dijaman Adam.Adakah kita pernah curiga ,atau memang pernah bertanya-tanya bahwa durasi hari waktunya lebih lama dari durasi waktu kita sekarang.Satu hari jaman kita sekarang adalah dua puluh empat jam.Tapi bagai mana durasi waktu jaman Adam.Dua puluh empat jam juakah,atau kali dua,kali tiga,kali empat,atau kali seribu.Bukan kah itu sesuatu hal yang mungkin.Bisa saja bumi kita berputar lebih lambat dari sekarang.Atau memang bumi kita dulu lebih besar,area disatu titik dari matahari terbit hingga tenggelam lebih luas dan lebar.Dan sekarang bumi kita telah menyusut.

Tapi aku tak mau cerita ini bermula dari jaman Adam,karena aku mau permulaan ini dijaman yang tak dapat di telusuri jejaknya.Tak mau nantinya ada ahli yang mau menyusuri kebenarannya.Mungkin pada jaman yang sangat jauh rentangnya dengan jaman Adam.Mungkin jutaan tahun sebelum Adam hidup dibumi.Atau bahkan milyaran.Mungkin pada jaman dimana angin,suara,cahaya belum ada.Tapi aku juga tak mau jaman itu.Takkan ada sebiji mahluk pun dapat hidup tanpa angin,tanpa suara,tanpa cahaya.Terlalu jauh jaraknya.Aku ingin suatu jaman ada mahluk hidupnya.

Ya milyaran tahun sebelum Adam.Waktu itulah kejadiannya.Dimana kepak seekor kupu-kupu dengan sayapnya yang indah.Kepak sayap kupu-kupu milyaran tahun sebelum Adam takkan mungkin terekam jejaknya oleh ahli dan peneliti.

Ha ha ha seekor kupu-kupu,milyaran tahun yang lalu sebelum Adam.Mana ada milyaran tahun sebelum Adam hidup seekor kupu-kupu.Takkan terekam jejaknya oleh ahli.Karena menurut teori evolosi milyaran tahun sebelum Adam kupu-kupu itu belum ada.Masih berupa hewan purba.

Kalian mentertawakanku.Nih kubuat batu besar diatas gunung sana itu menggelinding.Entah itu karena sebuah getaran,entah itu karena angin,entah itu karena diterjang oleh mahluk besar bersayap.Kutimpakan batu besar itu tepat diatas kupu-kupu ketika ia hinggap disekuntum bunga indah.Langsung remuk redam tak berbentuk.Kering kerontang ditiup angin.Berpendar jadi debu.Mati tak berbekas jejaknya.Hilang terlupakan oleh kisah disejarah yang lebih besar.

Kenapa aku menyia-nyiakan kupu-kupu indah itu.Karena aku tak memerlukan kupu-kupu dalam kisahku.Yang kuperlukan adalah debu dari sayap kupu-kupu itu.Aku hanya memerlukan satu debu dari sayap kupu-kupu tadi saja.Hanya satu saja yang kuperlukan.Dan kutandai debu itu dengan cahaya tanpa ada orang yang tahu bahwa debu itu bercahaya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun