Dua minggu yang lalu,sosok Reka datang begitu tiba tiba.Rumah kami yang letaknya persis diperempatan jalan,.perempatan jalan yang banyak sekali orang lewat. Datang menunggu lalu pergi,atau datang tanpa menunggu lalu pergi.,lewat lalu berhenti sekedar lalu pergi dengan tergesa gesa.Orang-orang yang lewat ,perempatan yang ramai dimana kami sudah terbiasa denga sesuatu yang datang,lalu sesuatu yang pergi.
Aku tak mngerti kenapa keponakan ku itu sangat begitu menyukai reka.Tubuhnya hitam,bahkanteramat sangat hitam .Matanya sangat sayu dilengkapi dengan tubuhnya yang kurus menandakan ia kurang gizi ,kurang makan.Ditambah dengan suaranya benar benar membuat aku begitu membenci dengan.reka
Perlu waktu lama dan kegigihan untuk meyakinkan kami ,agar kami mau menerima Reka dirumah ini.Seringnya perdebatan singkat,dan sedikit omelan ibu,nenek dari keponakanku.Akhirnya kami pun menyetujui kehadiran Reka dirumah kami.Hatikupun jadi luluh dan dan aku menyarankan agar Reka diberi susu agar tubuhnya gemuk.
Tak ada hal hal yang sangat unik pada Reka.Tapi berkat keberadaan Reka dirumah kami, ponakanku yang dulunya malas jadi rajin.Pagi pagi yang biasanya dibangunin, tapi kali ini dia bangun sendiri.Pernah suatu ketika ia tidur siang .Tiba tiba terdengar suara reka melengking.Cepat ponakanku meloncat dari tidur
"Kenapa,ada apa dengan reka." Sambil dia mendekati Reka yang sedang ketakutan dipujuk dinding.
"Aku tak melihat ,tadi dia mengendus endus kakiku lalu terinjak" kataku.
"Makanya kalau jalan hati hati,kasian reka"kata ponakanku emosi.
Kini gerimis kembali semakin menebal.Mungkin hujan lebat akan kembali seperti sore tadi.Tapi sireka belum juga ketemu.Ya sireka nama yang manis . Nama yang diberikan oleh ponakanku pada seekor anak kucing ,yang tersesat dua minggu lalu. Tapi sudah dua hari ini menghilang.Mungkin siReka tersesat . Atau dia sudah kembali pada pemilik asalnya.Tapi ponakanku tak pernah menyerah mencari Reka.Reka sianak kucing berwarna hitam legam,bertubuh kurus,dengan suaranya yang parau,pelengakap bahwa ia itu kekurangan gizi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H