Mohon tunggu...
Tahta Ainun Nisa
Tahta Ainun Nisa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi mengeksplor alam

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

"Dukungan Teman Sebaya untuk ODHA: Obat Hati yang Tak Tertulis"

27 Desember 2024   11:23 Diperbarui: 27 Desember 2024   11:23 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Turen, sebuah kota kecil yang terkenal dengan kehangatan warganya, menyimpan cerita besar tentang perjuangan dan harapan. Di balik aktivitas keseharian, ada komunitas unik di Yayasan Cahaya Kasih Peduli AIDS. Komunitas ini menjadi tempat berkumpulnya Orang dengan HIV/AIDS (ODHA) yang saling berbagi semangat dan cerita. Namun, sebuah penelitian yang dilakukan oleh Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) mengungkapkan fakta yang cukup menggelitik: apakah dukungan teman sebaya benar-benar berdampak besar pada kepatuhan mereka dalam mengonsumsi obat antiretroviral (ARV)?

Edi Purwanto, seorang dosen di UMM, menjelaskan bahwa dukungan teman sebaya adalah aspek penting bagi ODHA. "Kita bicara soal bagaimana sesama ODHA saling memotivasi, saling mendukung, bahkan kadang sekadar berbagi cerita lucu di sela-sela pengobatan mereka. Tapi apakah itu cukup untuk memastikan mereka patuh minum obat? Nah, ini yang kami coba teliti," ujar Edi dengan antusias sambil tersenyum tipis.

Penelitian ini dilakukan pada Agustus 2020 dengan melibatkan 45 responden di Yayasan Cahaya Kasih. Respondennya terdiri dari ODHA yang berkumpul di komunitas tersebut. Isna Ratri Ramadhani, seorang mahasiswi keperawatan di UMM yang turut dalam penelitian ini, bercerita tentang prosesnya. "Kami menggunakan kuesioner untuk melihat bagaimana hubungan antara dukungan teman sebaya dan kepatuhan mereka minum obat. Ternyata, hasilnya nggak sesuai dugaan awal," katanya sambil tertawa kecil, mungkin masih mengingat reaksi responden saat ditanya soal minum obat.

Isna melanjutkan, "Ada yang bilang, 'Kadang teman cuma kasih semangat doang, tapi ya tetap lupa minum obat. Maunya sih teman ingetin terus, kayak alarm hidup.' Lucu ya, tapi ini menunjukkan bahwa motivasi saja nggak cukup kalau nggak ada sistem yang mendukung."

Hasil penelitian menunjukkan bahwa meskipun 44,4% responden merasa mendapatkan dukungan yang baik dari teman sebaya, hanya 28,9% yang benar-benar patuh minum obat. Sisanya? Ada yang patuh "setengah-setengah" dan ada juga yang terkesan cuek. "Jadi, walaupun teman-teman sebaya saling mendukung, ini nggak serta-merta bikin mereka lebih patuh," kata Isna. Dengan gaya khas anak muda, ia menambahkan, "Tapi ya, dukungan itu tetap penting. Setidaknya bikin mereka nggak merasa sendirian."

Edi juga menyoroti pentingnya pendekatan yang lebih komprehensif. "Dukungan teman sebaya itu seperti teh manis hangat di sore hari. Rasanya nyaman, tapi nggak cukup untuk membuat tubuh tetap sehat tanpa makanan bergizi. Kepatuhan minum obat butuh lebih dari sekadar dukungan moral; perlu juga edukasi, pengawasan, bahkan sistem pengingat," jelasnya.

Di sisi lain, komunitas di Yayasan Cahaya Kasih tetap menjadi rumah kedua bagi para ODHA. Salah satu responden, sebut saja Budi, mengaku bahwa tanpa teman-teman di komunitas, ia mungkin sudah berhenti minum obat. "Walaupun kadang saya lupa, teman-teman di sini selalu bikin saya semangat lagi. Mereka seperti keluarga kedua saya," katanya sambil tersenyum lebar.

Penelitian ini, meskipun menemukan bahwa tidak ada hubungan signifikan antara dukungan teman sebaya dan kepatuhan minum obat, tetap membuka mata banyak pihak. "Ini soal bagaimana kita bisa menciptakan ekosistem yang mendukung ODHA, dari edukasi, teknologi, hingga pengawasan. Dukungan teman itu penting, tapi kita nggak bisa menggantungkan segalanya di sana saja," tutup Edi dengan nada serius namun tetap bersahabat.

Isna menambahkan dengan penuh harap, "Saya percaya, meskipun hasil penelitian ini begitu, bukan berarti kita menyerah. Justru ini jadi titik awal untuk mencari cara yang lebih baik agar teman-teman ODHA bisa hidup lebih sehat dan bahagia."

Cerita dari Turen ini mengingatkan kita bahwa kehidupan adalah tentang saling mendukung. Dukungan teman sebaya mungkin bukan satu-satunya jawaban, tapi itu adalah langkah kecil yang membawa kita lebih dekat pada solusi yang lebih besar. Jadi, mari terus berbagi semangat, karena di balik setiap tawa dan cerita, ada harapan yang tak pernah pudar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun