Mohon tunggu...
Tahta Dzilli Arsyika
Tahta Dzilli Arsyika Mohon Tunggu... Lainnya - .

Mahasiswa FISIP UHAMKA Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Lebih Dekat dengan Komunikasi Nonverbal

24 Januari 2021   14:17 Diperbarui: 24 Januari 2021   14:47 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebagai makhluk sosial tentunya kita tidak bisa jauh dari yang Namanya komunikasi, kapanpun dan dimanapun kita berada pastilah terus terjadi proses komunikasi pada diri kita. Komunikasi terbagi menjadi dua yaitu, Komunikasi Verbal dan Komunikasi Nonverbal mungkin kita sudah sering mendengar komunikasi verbal dan nonverbal namun  kali ini kita akan lebih fokus kepada Komunikasi Nonverbal.

Komunikasi Nonverbal di perkenalkan oleh seorang Psikiater bernama Jurgen Ruesch  dan penulis Weldon Kess pada bukunya yang berjudul “Nonverbal Communications: Notes on The Visual Perception of Human Relations” pada tahun 1956. Komunikasi Nonverbal adalah komunikasi yang disampaikan dengan berbagai macam cara seperti symbol, Gerakan, mimik wajah dan lainnya. Komunikasi Nonverbal sangat berpengaruh Ketika kamu memasuki dunia kerja, The Balance Careers menjelaskan bahwa Ketika kamu sedang melakukan interview kerja pastinya HRD tidak hanya menilai kemampuan komunikasi kamu secara verbal saja tapi nonverbal juga. Kalau kalian beranggapan bahwa komunikasi nonverbal mudah dilakukan kalian salah, karena komunikasi nonverbal melibatkan proses encoding dan decoding yang disadari atau tidak disadari, maka akan selalu memiliki berbagai macam persepsi bagi penerimanya tidak seperti komunikasi verbal yang maksud dan tujuannya langsung jelas tersampaikan kepada penerimanya. Sangat perlu kehati-hatian dalam melakukan komunikasi nonverbal karena sangat riskan terjadinya salah persepsi dan miss communication.

Manusia sebagai makhluk yang selalu melakukan proses komunikasi pasti akan selalu berdampingan dengan komunikasi verbal maupun nonverbal, uniknya walaupun komunikasi nonverbal lebih beresiko dan riskan untuk dilakukan tetapi 70% komunikasi yang manusia lakukan adalah komunikasi nonverbal yang dapat disimpulkan bahwa manusia lebih sering berkomunikasi dan berinteraksi dengan komunikasi Nonverbal. Tidak mengherankan sebenarnya kenapa manusia lebih banyak menggunakan komunikasi nonverbal karena menurut saya komunikasi nonverbal adalah komunikasi yang Universal walaupun kita sedang berkomunikasi dengan orang yang tidak mengerti Bahasa kita orang tersebut akan tetap bisa mengerti maksud kita walaupun akan beresiko terjadinya salah persepsi.

Kasus komunikasi nonverbal yang lumrah terjadi disekitar kita adalah Ketika kita menanyakan sesuatu kepada pasangan kita misalnya ‘kamu marah ya sama aku?’ lalu pasangan kita menjawab ‘ngga’ dari percakapan singkat tersebut saja kita sudah memahami bahwa pasangan kita sedang marah kepada kita, ditambah Ketika kita melihat ekspresi wajahnya yang sangat berlawanan dengan jawabannya, jika proses komunikasi ini gagal maka akan muncul masalah yang lebih besar lagi, Iya memang seperti itu resikonya melakukan komunikasi nonverbal terlalu banyak makna yang bisa di persepsikan bahkan sangat jauh dari yang kita ingin sampaikan. Maka jangan salahkan lawan komunikasimu jika mereka salah mempersepsikan maksud dari komunikasi nonverbal kamu ya, akan lebih aman jika kita melakukan komunikasi yang seimbang antara verbal dan nonverbal.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun