Mohon tunggu...
imana tahira
imana tahira Mohon Tunggu... -

Penyuka Sastra, Penyuka Karinding, Penyuka Kopi. Mahasiswi Ilmu Komuikasi Uin Sunan Kalijaga 2013

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Hidup Mulia atau Mati Syahid

5 Desember 2013   10:24 Diperbarui: 24 Juni 2015   04:18 4670
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Kehidupan.

Selalu mudah untuk didefinisikan, selalu mudah untuk dikatakan, tapi sulit untuk dimaknai, dan sulit untuk diserap.

Kehidupan itu merupakan kesempatan untuk berlomba, untuk berkompetisi menjadi pribadi yang baik, menjadi pribadi yang bermanfaat.

Apakah semua itu di dapat dengan cara yang instant? Tentu tidak, semuanya butuh proses dan butuh pilihan.

Hidup itu pilihan. Mau seperti apa akhir dari kehidupan kita nanti, kita yang tentukan dan kita yang memilih.

Hidup Mulia atau Mati Syahid itu merupakan suatu pilihan yang tentu sangat sulit daripada memilih antara dua hati yang membuat kita susah tidur, sudah makan, dan susah-susah yang lainnya.

Hidup Mulia atau Mati Syahid merupakan sebuah ungkapan heroik yang ada didalam kehidupan beragama, artinya kita harus lebih peka dengan semua nilai-nilai kemanusiaan, tidak ada kontroversi, tidak ada korupsi, tidak ada diskriminatif, dan lain sebagainya. Baiknya kita memilih aman agar dapat menciptakan kehidupan yang mulia dan kehidupan yang syahid, juga mati yang mulia dan mati yang syahid.

Kehidupan merupakan titipan yang harus kita jaga dan kita kemas sebaik mungkin.

Tuhan, sebagai sutradara yang amat sangat adil, telah mengatur setiap skenario manusia dengan sangat rapi. Terkadang sesuatu yang kita inginkan, tak sesuai dengan kenyataan, itu karena Tuhan telah menyiapkan sesuatu yang jauh dari apa yang kita inginkan. Dan tidak semua yang kita anggap baik, baik juga menurut Tuhan.

Hidup Mulia

Setiap orang pasti menginginkan hidup secara mulia, hidup dengan kebahagiaan, dan hidup dengan penuh kekhusuan. Tapi apakah kita tahu, hidup yang mulia itu seperti apa? Berikut merupakan salah satu dari artikel yang saya baca tentang ciri-ciri orang yang hidup secara mulia:


  1. Orang yang bermanfaat bagi orang lain. Karena sebaik-baiknya manusia ialah yang bermanfaat bagi orang lain.
  2. Orang yang keadaan hidupnya lebih baik dari hari kemarin
  3. Orang yang apabila berbuat salah, segera bertaubat kepada jalan yang benar
  4. Orang yang suka memberi
  5. Orang yang mementingkan kehidupan akhirta di bandingkan dunia.
  6. Pemaaf kepada sesama manusia.
  7. dll

Orang yang hidupnya telah dianggap mulia, pasti mencita-citakan mati dengan status syahid. Bukan hanya orang yang telah dianggap hidupnya mulia, orang yang biasa-biasa saja pasti sangat mengharapkan meninggal dalam keadaan khusnulkhatimah. Tapi upaya seperti apa yang akan mengantarkan kita kepada tingkat mati syahid itu ?

Dalam berbagai Nash Alquran dan petikan beberapa hadist, terdapat 7 keutamaan bagi orang yang mati syahid, yaitu:


  1. Bau darahnya seperi aroma Misk (Minyak Kasturi)
  2. Tetesan darahnya merupakan salah satu tetesan yang paling di cintai Allah.
  3. Ingin dikembalikan lagi ke dunia
  4. Di tempatkan di Syurga Firdaus
  5. Arwahnya ditempatkan di tembolok burung hijau
  6. Orang yang mati syahid itu, hidup
  7. Syahid itu tidak merasakan sakitnya pembunuhan.

Subhanallah, betapa beruntungnya orang yang telah Allah takdirkan Mati Syahid. Tak banyak persyaratan yang Allah kasih kepada hambaNya agar dapat Hidup Mulia juga Mati Syahid, hanya dengan mematuhi segala sesuatu yang Allah perintahkan, juga menjauhi sesuatu yang sangat Allah haramkan, juga dengan menjadi seseorang yang baik dan bermanfaat bagi orang lain. Insya Allah, dengan seijin Allah Kemuliaan hidup dan mati dengan syahid akan Allah kehendaki. Aamin..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun