Pesatnya perkembangan teknologi memberikan pengaruh besar pada kemajuan bangsa sekaligus kehidupan masyarakat.
Bale Panyawangan Diorama Nusantara di Purwakarta kini menjadi daya tarik wisata edukasi yang mengajak Anda berkeliling ke masa lalu!!
Kau hanya pengemis tua yang sudah usang dari zaman ke zaman sebelum sejarah menghamili seisinya
Perkembangan teknologi dalam bidang audio dan manfaat audio di kehidupan kita.
Ada Baiknya Menjadi Gila Dunia tampak semakin kacau. Petinggi agama hingga pemerintah seolah tidak peduli dengan apa yang menimpa umat dan rakyatnya.
Bijaklah Nak dalam setiap peradaban zaman. Ingat kata sesepuh di kala itu!
Anak-anak muda sekarang cenderung acuh terhadap politik, tanpa kita sadari masa depan Indonesia emas ada di tangan para pemuda pada masa ini.
Berupaya memetik hikmah atas setiap kejadian
Manusia dan agama seringkali menyoroti hubungan kompleks antara keduanya. Manusia, sebagai makhluk sosial dan spiritual, cenderung mencari makna.
Zaman Batu, periode penting dalam sejarah manusia, ditandai dengan perkembangan alat batu, kehidupan nomaden, seni purba, dan evolusi perilaku manusia
Yang pasti adalah kondisi dan karakter zaman awal Islam sangat jauh berbeda dengan zaman sekarang yang kemudian disebut dengan era global.
Sehirup pagi, sesesap puisi. Hidup pula berjalan sebagaimana mestinya.
Puisi ini saya persembahkan untuk seluruh guru di Indonesia
Pemerataan akses pendidikan, peningkatan kualitas pengajaran, dan pengembangan kurikulum yang lebih adaptif terhadap perkembangan zaman adalah solusi.
artikel ini sangat penting dan menarik di baca terutama di kalangan remaja
Kini saatnya bangkit dari buaiannya,Melawan pesona palsu yang menyilaukan
Zaman digital membawa kemudahan luar biasa, menghubungkan dunia dalam genggaman tangan. Namun, di balik kemajuan ini, kita menghadapi tantangan besar:
Kita adalah debu yang kecil dan rapuh,Tapi kita harus dapat bertahan di tengah badai.
Islam pada masa kini menghadapi berbagai dinamika yang mencerminkan adaptasi terhadap perubahan zaman.
Jika yang terlihat hanya kehinaan, benarkah salah cerminnya? Atau justru kita yang enggan mengakui bahwa pantulan itu adalah wajah kita sendiri?