Tanpa disadari oleh kita, dunia berputar sangat cepat, terkadang waktu terasa seperti musuh besar yang menyerang.
Apakah kamu banga disebut Si Workaholic? Yuk simak ini.
Hustle culture bukan hanya tentang kerja keras, tapi juga tentang bagaimana norma sosial memengaruhi kesehatan mental kita.
Tetap produktif itu sebenarnya boleh-boleh saja, asalkan jangan sampai terjebak dalam toxic productivity, Bestie….
Astaga, gini amat jadi karyawan. Capek banget nurutin maunya klien ama bos yang gak kira-kira
Kadang saya juga terjebak pada fake productivity alias produktivitas palsu.
Work life rhtyhm sebagai solusi bagi si workaholic yang stres akan pekerjaannya dan ingin menemukan ritme kehidupannya
Apakah kamu salah satu dari mereka yang terjebak dalam rutinitas bekerja yang panjang dan intens?
Keras pada diri sendiri adalah ajakan untuk tidak menyesal pada kemudian hari. Karena kenyamanan sekarang belum tentu benar atau tepat.
Gila kerja boleh-boleh saja, asal jangan kerja lupa kencan.
Mengapa workaholic lebih prioritaskan pekerjaan daripada berkencan dengan sang kekasih?
Fenomena para workaholic yang tidak boleh berkencan. Ah, ada aja!
Hustle culture adalah budaya banting tulang yang membuat seseorang bekerja secara terus-menerus dengan waktu istirahat yang relatif singkat.
Sikap workaholic hingga gila kerja memberikan dampak negatif terhadap kehidupan sehari-hari
Belakangan gaya kerja seadanya atau sesuai standar menjadi tren di kalangan pekerja generasi z.
Tahun 1970, Asia Timur. The sleeping tigers had been awakened. Negara seperti Korea Selatan dan Jepang sedang mengalami East Asian Economic Miracle
Hustle culture adalah standar di masyarakat yang menganggap bahwa kesuksesan hanya bisa diraih dengan mendedikasikan hidup untuk pekerjaan dan bekerja
Inemuri, seni tidur siang ala Jepang bukan hanya sekedar tidur siang namun merupakan bentuk totalitas dalam bekerja dan usaha untuk hadir dan terlibat
Adanya media sosial melahirkan kebiasaan baru berupa performative workaholism yang lebih dikenal suka pamer kesibukan.
Perhatian, dukungan, dan reward sangat dibutuhkan anak sebagai motivasi bagi dirinya