Nikah tidak menakutkan apabila cinta diletakkan dalam bingkai yang benar.
Menikah itu menakutkan, apabila kamu bertemu seseorang yang hanya ingin bersenang-senang.
19 tahun dianggap sebagai batas umur yang memungkinkan seseorang telah memiliki kesiapan untuk menanggung konsekuensi pernikahan.
Sangat banyak kisah kesetiaan suami istri sampai akhir usia. Sejak zaman dulu kala, hingga era terkini.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa bagi laki-laki dan perempuan, pernikahan adalah pembeda terpenting yang menentukan kebahagiaan.
Perempuan yang menikahi lelaki biasa saja, merasa jauh lebih nyaman dan bahagia.
Sangat banyak berita di media mainstream maupun media sosial tentang maraknya perselingkuhan yang membuat aroma ketakutan menikah semakin mengemuka.
Sebanyak 84 % responden generasi Z mengaku memiliki ketakutan untuk menikah.
Setelah menikah, pasangan suami istri harus menetapkan standar kehidupannya sendiri.
Istri boleh meminta atau menggugat cerai, apabila terdapat alasan yang dibenarkan.
Pernikahan bukanlah penjara yang menyiksa. Nikah bukanlah maut.
Menjaga keintiman berarti bersedia menjaga proses kebersamaan.
Suami dan istri harus selalu berusaha menggapai makna libas –pakaian yang melekat dengan nyaman.
Nabi saw telah mencontohkan praktik intentional sharing yang mengesankan dengan pasangan.
Kebosanan yang Anda rasakan sekarang, bisa berdampak terhadap turunnya kepuasan pernikahan 9 tahun yang akan datang
Jika ada ketidaknyamanan, bicarakan baik-baik dengan pasangan. Apa sulitnya bicara?
Jangan mengeluh atas kebosanan yang Anda rasakan dalam pernikahan.
Jangan biarkan pernikahan Anda begitu-begitu saja. Jadikan setiap hari menjadi luar biasa.
Salah satu benefit yang bisa didapatkan dengan mengikuti bimbingan dan konseling adalah perubahan cara pandang dan perilaku menjadi lebih positif.
Jika kondisi pasangan belum sesuai harapan, Anda tetap bisa membangun respect terhadap usaha yang telah dilakukan.