Nath bangkit dan berlari ke arah sungai. Ada wajahnya terpantul di air.
“Kau tidak baik-baik saja, Nath!” Artur mulai khawatir. Laki-laki itu mulai berpikir keras. Dia adalah ahli obat di masa lalu
“Hei! Kau meragukan Kakek yang sudah hidup lebih dari seabad ini?”
Sebuah kisah di tulis setelahnya—kisah sebuah batu yang di anugerahkan dewa untuk Gabriel dan keturunannya.
“Apa ada yang mengikutimu?” Kakek Tua menatap tajam Artur. Laki-laki itu menggeleng.“Aku sendiri.”“Kau yakin?
“Apa kau ingin aku beri satu rahasia tersembunyi dari ku?”“Tidak! Nanti Kakek menggerutu lagi,”
“Siapa pelakunya?” “Ssstt…! Diam aku masih bercerita! Jangan menyela!”
Pertemuan mereka terjadi setengah jam lalu. Seorang Kakek tua berpakaian kain seadanya duduk mendongak tengah mengharapkan tetesan air dari atap gua
Jika ia terus pacu kudanya, mungkin Hitam, kuda kesayangannya sejak di Grastle itu bisa mati.
“Meskipun hubungan kita sebatas saling membutuhkan, saya harap hubungan kita baik dan saling mendukung satu sama lain. Dan Anda nyaman tinggal di sini
“Cinta hanya akan membuat kita lemah! Sebaiknya Anda jangan pernah mencintai saya. Karena itu bisa membuat tanah yang Anda pijak runtuh.”
Itu adalah hari dimana Nathan terakhir kali keluar dari kastil Grastle
“Bolehkah saya pergi ke medan perang setelah bertunangan?” ucap Nath tanpa ragu
Mungkin dia bawa kabar yang akan membuatmu berpikir dua kali atas tawaran yang saya berikan”
Bibir Nath bergetar. Udara dingin benar-benar telah merasuk ke dalam tubuh hingga tulangnya seperti akan membeku. Alex menghampiri Nath
Nath membuka telapak tangannya, sebuah batu merah muda muncul dari sana.
Ada 10 orang dengan jubah dan mana hitam pekat berdiri sejajar di atas gerbong. Itu adalah Mana buatan yang biasa dipakai oleh para kelompok hitam.
Batu rubi itu terlalu berharga hingga Nath ragu untuk menyimpannya
Harusnya Nath senang mengetahui siapa ibunya, tapi kegelisahan justru mendera batinnya
Apa yang disembunyikan selamanya tidak akan bisa sembunyi