Puisi Wiji Thukul memiliki pengaruh besar terhadap pemerintah Orde Baru, sehingga puisi-puisi itu dianggap sebagai media kritik.
Puisi 'Bunga dan Tembok' oleh Wiji Thukul menggambarkan semangat perlawanan manusia terhadap pembatasan kebebasan yang diperlakukan oleh kekuasaan
Artikel ini mengulas Petisi Bulaksumur yang dibacakan civitas akademika UGM yang disertai dengan pembacaan puisi Wiji Thukul
Analisis Puisi Bunga dan Tembok Karya Wiji Thukul (Ekokritik) dengan Menggunakan Teori Strukturalisme
Selamat Ulang Tahun Wiji Thukul #60Tahun Dimana Engkau
gerakan reformasi yang terjadi adalah peran dari berbagai elemen, mahasiswa salah satunya.
Resensi Kumpulan Puisi Nyanyian Akar Rumput karya Wiji Thukul
Bila rakyat berani mengeluhItu artinya sudah gawatDan bila omongan penguasaTidak boleh dibantahKebenaran pasti terancam
Fajar Merah, putra dari Wiji Thukul, hadir ke publik sebagai musisi. Ia membawakan berbagai lagu berbentuk puisi ciptaan ayahnya yang dimusikalisasi.
Pada puisi-puisi yang penulis analisis dalam buku kumpulan puisi “Aku Ingin Jadi Peluru” Karya Wiji Thukul terdapat beberapa fenomena-fenomena sosial
Menelisik persoalan HAM masa lalu, sekarang, dan melihat agenda progresif ke masa mendatang.
Jaringan Kerja Kebudayaan Rakyat (Jaker), Barikade 98 berusaha mencari jejak Wiji Thukul dengan nobar film dokumenter berjudul "nyanyian akan rumput"
Ketidakpedulian kita terhadap politik akan dapat berakibat buruk, dapat melahirkan prostitusi, maling dan koruptor, politisi kotor, para penjilat
Puisi yang menceritakan sosok Wiji Thukul: seorang penulis, penyair sekaligus aktivis. Tiga sosok yang melebur dalam dirinya menentang ketidakadilan
Analisis Puisi Bunga dan Tembok karya Karya Wiji Thukul, yaitu membahas tentang kepentingan rakyat dan penguasa di zaman orde baru
Berlatar pada tahun 1996, Istirahatlah Kata-Kata mengisahkan Wiji Thukul dalam pelariannya sebagai burunon negara atas aksinya yang menentang rezim Or
“Masa sekian lama 13 orang bisa ndak ketemu tanpa kejelasan?” Kini sudah 6 tahun sejak Pak Jokowi jadi presiden.
Pada 17 Agustus, bangsa ini peringati hari Kemerdekaan dari pejajahan telanjang kekuatan politik asing. Hari ini, 26 Agustus, sebagian orang men
Tanggal 23 Agustus 2020, menginjak 57 tahun usia Wiji Widodo alias Wiji Thukul, sang penyair yang dinyatakan hilang pada 23 Juli 1998. Wiji Thuku
Desa Kedung Ombo, 1985. Hari-hari di tahun tersebut bukan saja menjadi hari yang paling sibuk bagi mereka yang mayoritas bermata pencaharian sebagai p