Membasuh luka dengan tangisan, berharap duka segera sembuh dengan sekali terapan.
Sebuah tanya muncul tiba-tiba dalam kesempatan bicara berdua: apakah kita sedang memberi makan selera?
Menikmati, menghayati penderitaan berolahraga. Menarik lebih banyak berkah waktu, semakin tebal kantongku.
Pertemuan dalam rengkuh udara pegunungan. Tenda-tenda tumbuh, berkuntum. Cinta pun.
Telah berjumpa kebaikan hati. Kini dia segenggam kenangan. Telah sampai waktu ilahi; tak lagi menemukan.
Pergi mendatangi sebuah perayaan, Lila dan dua kawan seperjalanannya.
Menerima pengajaran. Memaafkan orangtua adalah jalan yang paling mungkin bagi innerchild yang bahagia.
Beruntunglah! Didiklah diri. Ilmu yang baik dari sumber yang baik. Kebaikan berlanjut menjadi lebih banyak kebaikan.
Seorang anak sulit memejam, tahun ajaran baru dijelang. Segala telah siap. Bagaimanakah esok?
Duduk di bangku tribun, suasana bawah terlihat dari ketinggian. Siapa itu yang punya pacar baru?
Jika hening ini dapat kau terka, adakah biola yang ia mainkan membuatmu teringat?
Jika mungkin sebuah pintu mungil pada padang pohon rindang, sabana hening tempat kita bertemu; terimalah daku.
Hidup dalam romantisme anugerah Tuhan. Menafsir kehidupan, makin puitis hidup ini.
Menempa "kualitas batin" adalah kompetensi kanak-kanak. Sertailah penuh kesungguhan!
Pandai mengatur keuangan, sebuah program ditanam secara sadar oleh orangtua. Selamat menjadi orangtua berkesadaran!
Bagaimana cara mengikat ilmu? Buyut menasihati, "Guru jangan kau gosipi."
Berlarian bersama cucu, mari tepis penyakit itu. Bahagia para lansia, sepanjang umurnya.
Menukar mata uang bagi kehilangan. Apakah itu perjudian? Berangan-angan agar diberi ganti. Pertaruhankah ini?
Mengajukan usul kepada pemilik sistem semesta? Mahkamah bermusyawarah, keputusan diambil sudah.
Hujan adalah cinta Tuhan dalam bentuk yang lain. Seraplah cinta itu. Tumbuhlah.