JIKA.Jika kubersedih dan menanghingga tak dapat kupungkiri;begitulah manusia; dalam fitrah yang alami;Tak ada yang terlahir tertawa;
Mungkin saat ini belum waktuku, tapi suatu hari, aku takkan sendiri lagi
Memandang senyumnya yang penuh goda, membuat diri ini tak dapat terbendung.
Dalam senyummu yang merekah indah. Megah terasa dalam pandangan yang amat jernih
Puisi "Bidadari di Dua Agustus" karya pada tahun 2021
Sejengkal waktuku masih tersisa panduan hidupku memanggil jiwa
Setiap kali ku ingat-ingat Setiap kali ku merasa dewanaIngin ku dekap dirimu erat Sebagai balas dendam kepada rindu yang entah ingin apa
Aku Ingin Menghabiskan Seluruh Sisa Hidupku Bersamamu
Kita butuh waktu untuk sendiri, karena diri kita butuh istirahat dari segala aktifitas.
Aku tetap menetap di sini Percis di tempat awal kita “Pergi saja” kataku Aku tetap menetap
Mencintaimu aku butuh ikhlas.Mengikhlaskanmu adalah sebaik-baiknya aku mencintai.
Karya ini adalah sebuah curahan hati ku yang ku jadikan menjadi sebuah karangan yang mungkin dapat dinikmati pembaca
Dia bukanlah siang dan malamMereka hanya sepasang kemurnianLahir dikala subuh dan mati dikala senjaKemudian kembali ke rantai cakrawalaBag
Raga ku mencium mesraSaat lantunan ayat Mu merdu terasaTanganku kaku, lidahku keluAku hanya diam membisuSuara zikir di lantunkan di telinga kuTerbarin
Puisi : Edy Priyatna (…..jarum jam di dinding terus berputar tak pernah berhenti.....) Kulihat selalu putaran itu geraknya begitu cepat padaha