Mentari menyapa, embun menari, Hatiku resah, mencari bayangmu.
Tidak usah kau katakan semua rasamu Karena rindumu telah terbaca olehku
Bungga Mawar utmainah! Mutmainah!hubungan jarak jauh bukanlah menjadi hambatan bagiku
Video ini dipersembahkan bagi penyuka puisi yang lebih suka mendengarkan puisi daripada dengan membacanya sendiri. Selamat mendengarkan.
Bila aku teringat padamu Aku rindu Bila kamu ada di benakku Sungguh ituJadi hanya ada kamu di seluruh waktuku
Mumpung waktu belum undur diriLakukanlah muhasabah diriBerapa banyak perilaku yang membuat rugi
Dengan doa dan air mata, kami lepaskanmu dalam damai abad
Sebuah angan demi mencari titik temu apa itu sebuah kebahagian
Beban boleh saja terbawa pulang, Asal kau tak larut banyak bayang
Ketika alam semesta berbisik, ia memilih wajahmu sebagai kanvasnya
Terkadang berjarak dengan seseorang adalah cara terbaik untuk melihatnya bahagia
Merindumu walau kau bukan milikku
Aku tertidurDi atas pangkuan mimpiKu lihat wajahmu mulai memudarTatkala malam mendekap sang mentari
Mendambamu..Aku bagaikan petani yang berharap mampu Memanen padi di persawahan..
Kali ini saja aku menyapamu; menatap wajahmu; melihat senyuma indahmu. Tapi jejakmu tak mungkin hilang dari ingatanku ketika rindu mengetuk batinku.
Kali ini saja aku menyapamu; menatap wajahmu; melihat senyuma indahmu. Tapi jejakmu tak mungkin hilang dari ingatanku ketika rindu mengetuk batinku.
Seorang perempuan yang akhirnya membuka hatinya untuk seorang lelaki pilihannya setelah sekian lama Ia menutup hatinya rapat-rapat.
Kau adalah bait bait puisiRaut wajahmu menggoresLewat kedua kelopak matamuMembuat aku mampu bercerita