Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia bahwa angka pernikahan menurun drastis
Bagi perempuan, institusi pernikahan tak hanya soal beranak pinak namun juga stabilitas emosional dan finansial. Tak heran waithood menjadi cara.
Pada abad ke-21, fenomena ini dianggap normal dan menyebar ke seluruh dunia.
Artikel ini membahas tentang fenomena waithood, faktor-faktor penyebabnya dan bagaimana Islam memandang fenomena ini.
Dari laporan BPS dapat kita saksikan bahwa fenomena "waithood" atau menunda pernikahan menjadi pilihan yang semakin umum terjadi di tengah masyarakat.
Waithood bagi perempuan adalah pilihan bijak dalam membangun kehidupan yang lebih baik di masa mendatang dan menjadi fenomena sosial-trend global.
Menunda pernikahan bukan suatu hal yang buruk karena menikah bukan ajang perlombaan, melainkan soal seberapa siap kita menjalani komitmen seumur hidup
Menikah bukan kejar gengsi, apalagi ekspektasi tetangga, tapi kebahagiaan sejati. Manfaatkan waithood untuk belajar dan cari pasangan yang tepat.
Fenomena Gaya Hidup Waithood (menunda menikah), Apakah Kebutuhan ataukah Hanya Sekedar Keinginan?
Menunda menikah bagi para generasi sandwich ternyata bukan tanpa alasan mengingat beban finansial keluarga ditanggung olehnya.
Al Quran menjelaskan bahwa Allah SWT menciptakan manusia berpasangan, yakni suami & istri, sebagai suatu anugerah yang memiliki tujuan yang mendalam.
Belum menikah bukan berarti tidak bahagia. Ada banyak alasan seseorang belum menikah. Bertanyalah tentang pernikahan sebagai bentuk kepedulian.
Apakah benar Indonesia berpotensi alami resesi seks? Mungkinkah hanya sebatas sepkulasi? Silahkan simak artikel ini.
Berpikir untuk memilih menunda pernikahan alias waithood?
Memilih seseorang yang tepat bukan berarti "pemilih" atau "pilih-pilih".