Serentak bangun, Serentak pagi bermain kata;Tak perlu berat kali, namun lidah cukuplah menganjalnya.Selingan bulan, Selingan hari makin pudar anganku;
di sela pagiku, mataku mengadu,betapa kasih Tuhan memenuhi jiwa kalbu,semula yang aku tahu, nyata seujung pena hitam;menggoreskan pada secarik permoho
aku bukan sedang menulis puisi yang kamu kira,aku tak lagi merangkai sajak rumit yang sediakala,aku tak menjadi penulis kalangan atas hal tertentu yan