Dengan karya yang dibuat oleh para mahasiswa akan menjadi penopang dalam merealisasikan visi Indonesia Emas 2045 yang akan terjadi sebentar lagi.
Di Antara Tenang dan Resah mengisahkan seorang perempuan bernama Arunika yang merindukan kakaknya, Atma, yang telah meninggal dunia.
Kualitas sinemotografi dalam film tersebut yang dipegang oleh Egha Harisma memberikan kontribusi besar terhadap atmosfer keseluruhan dan pengalaman.
Hal yang lebih membanggakan film pendek dengan judul Ibu Ora Sare berhasil mendapatkan penghargaan di ajang yang bergengsi.
Mungkin hal yang biasa kita alami justru akan kita rindukan nanti ketika kita tidak bisa mengalami hal tersebut lagi.
Konflik dalam “Selamat Jalan Kekasihku” lebih kompleks daripada “Tenang” dari Yura Yunita yang sederhana
Trauma Kuntilanak cukup sukses membangkitkan kembali trauma penontonnya terhadap penampakan kuntilanak dan hantu-hantu lain
Lux sempat membuatkan sebuah film pendek untuk Dian Sastrowardoyo.
Film pendek "Laut Memanggilku" memvisualkan dengan apik kerinduan seorang anak pada orangtuanya.
Pemandangan yang digambarkan dalam film ini sangat relate dengan apa yang terjadi. Animo masyarakat terhadap masjid sangatlah jauh dari kata cukup.
Teman bisa datang dan pergi. Tetapi sahabat, akan terus berada di sisi.