Ilustrasi pecahan kaca (sumber gambar : m.kumparan.com) Kala kudengar kabar gundahAku bagai kaca yang pecahCeritaku hampir punahApakah hatiku…
Pagi yang berbekal harapanDitemani kabut tebal yang melayang haruMelebur dalam kenangan bisuDi atas kertas surat berlembar - lembarSenja yang tak jing
Betapa pentingnya menghargai ketulusan seseorang sebelum ia hilang sepenuhnya.Cinta membutuhkan perhatian sejati dan kepedulian dua arah.
Senja mengaburkan rasa, mengukir luka, dalam hening yang dalam
menjauhlah jika memang tak berkenan biarkan pengecut ini menghukum diri...
Melepaskan semua yang mengikat jiwa,Di tengah awan aku tersesat, tapi tak ingin ditemukan,Biarlah aku tinggal di sini,
Di ujung senja, langit merona, Merah jingga melukis kisah lama, Tiap detik yang terlewat, seakan terdiam
Tak mudah menahan tiap detak harapan, merajut mimpi yang tertinggal di ujung tatapan,
Maafkan aku yang mengagumi seorang pria yang tampan hati.
Sumpahmu telah membahana dari ujung selatan sampai utara ,puisi semangat pemuda
Di tepi jalan, di bawah langit kelabu, Seorang hamba bernaung dalam debu.
Di setiap jatuh, aku bangkit lagi, Menyeka peluh di dahi yang penat, Sebab tahu, hidup tak pernah mudah
untuk orang yang berada disetiap detak jantungku
Meski hanya sekejap di ujung waktuku Aku dapat memelukmu Menyentuh wajahmu
Keheningan panjang yang membentang. Baru saja fajar menjelang
Ketika melakukan suatu perjalanan, hati teringat perjalanan kehidupan kita, napak tilas ke almamater yang jauh di UK menyiratkan ada ujung yang jelas
Di Ujung Jalan yang Panjang, Seorang Suami Meninggalkan Anak dan Istri
Di Ujung Jalan Harapan, Ku Menanti Sebuah Harapan.
Hujan turun sangat cepatTak terduga, merenggut akuuntuk pergi dengan anginberlalu bersamanyaTerbang di gelapnya malammencari bayanganmutuk nyatakan un