Etnis Uighur merupakan kelompok minoritas Muslim di Xinjiang, Tiongkok, yang menghadapi krisis kemanusiaan.
Dampak isu Uyghur terhadap perekonomian Tiongkok adalah multifaset dan saling terkait. Dari sanksi internasional hingga ketidakstabilan sosial.
Melalui upaya tak henti-hentinya, kesenian Muqam suku Uyghur yang pernah berada diambang kepunahan, terlahir kembali dan masuk dalam “Mahakarya Warisa
Bungkamnya Negara-Negara Muslim: Ironi Solideritas Terhadap Penindasan Muslim Uighur di Xinjiang, China
"Menyingkap Realita Pahit: Alasan Mendesak Mengapa Indonesia Harus Bersuara untuk Etnis Uighur. Ayo, Mari Bersatu dan Membela Keadilan Etnis Uighur?"
Hubungan antara Kazakhstan dan China mengenai masalah Uighur dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk migrasi, ikatan budaya, kepentingan ekonomi
"Yang paling menjijikkan dari semua penindasan adalah mereka yang menyamar sebagai keadilan." - Robert H. Jackson
Aktivis HAM dan PBB seringkali memprotes China atas pelanggaran HAM terhadap Uighur, etnis muslim di wilayah otonomi Xinjiang
Ada tiga hal pokok yang diketengahkan oleh Orwell
Pengalaman pahit dan getir dari umat manusia dari perang dunia yang telah terjadi dua kali,
Peran negara serta organisasi harus ditingkatkan lagi dan tidak boleh diacuhkan atau tergoda dari segi ekonomi maupun politik china.
Polemik Panas Etnis Uighur dengan Penguasa Atas China
ini adalah suatu artikel mengenai permasalahan kaum muslim uighur
contoh penindasan di uighur yang tidak memperbolehkan muslim untuk berpuasa
Bentuk penindasan pemerintah china
China bermaksud untuk mewujudkan kehidupan yang selaras, BBC menciptakan citra Uighur dan pemerintaah China ke arah yang negatif.
Muslim Uighur di China masih mendapatkan diskriminasi dari penduduk etnis lain dan PBB seakan tutup mata akan fenomena ini
Penolakan kasus Uighur RI yang dilakukan oleh Dewan Hak Asasi Manusia cukup mengejutkan dan menarik perhatian dunia internasional
Permasalahan etnis Uyghur dengan China masih belum terselesaikan hingga sekarang. Lantas apa yang menyebabkan hal tersebut terjadi?
Dalam kunjungannya ke China dari tanggal 3 hingga 6 Februari, Perdana Menteri Pakistan Imran Khan sangat mendukung tindakan China di Xinjiang