Sesal, apa yang takkan pernah ada di awal segala yang kita lakukan tanpa pikirkan.
Disaksikan rembulan, Nerangi rerumputan. Tersingkap duka, Matamu berkaca.
Puisi kedua dari empat rincian judul puisi tentang Kesederhanaan, khususnya tentang Kesederhanaan Ucap Laku Perbuatan. Semoga bermanfaat.
Ini cerita sebuah perahu, yang akan kulepas dari tambatannya. Di depan terhampar laut tak terkira pandang
Ku gapai ruang-ruang dindingTemaram pindar saban hari berkenangJatuh kasih dalam sempitnya ranjangRomansa malam wewangian nafas terengahNarwastu nariM
Apa yang kita lihat ?Baikkah ? Burukkah ?Apa yang kita ucapkan ? Baikkah ? Burukkah ?Sepanjang kita lihat itu yang kita ucapkan..Entah itu baik a
Udara sekitar masih sejuk, bersih, dan terasa segar sekali ketika dihirup, benar-benar masih terlindung dari polusi udara kendaraan bermotor. “Nasi u