Tak lagi seperti hujan deras yang datang tiba-tiba, tapi seperti gerimis lembut yang menyegarkan tanpa meninggalkan banjir.
Baru-baru ini Kampus UIN Alauddin Makassar, tengah ramai diperbincangkan oleh banyak media karena terdapat sindikat pencetakan uang palsu.
Uang palsu dari UIN Makassar sulit dikendalikan. Masyarakat dirugikan karena uang yang telah beredar tidak bisa ditukar dengan yang asli.
Kasus uang palsu di UIN Makassar mencengangkan! 17 tersangka, modus canggih, dan dampak besar bagi ekonomi.
Masyarakat sebagai pengguna akhir Rupiah, menjadi benteng terakhir untuk menangkal kejahatan uang palsu.
UIN Alauddin Makassar memproduksi uang palsu sejak 2010 menjadi sorotan pakar Umsida. Menurutnya, tak pantas akademisi melakukan hal itu
Segampang itu kah memalsukan uang? Mengapa begitu berani si pelaku menjual uang palsu secara terang-terangan?
Warga negara Pakistan menjalankan jaringan penyelundupan global mulai dari memasok suku cadang rudal, mata uang palsu, hingga perdagangan manusia.
Adapun uang mutilasi juga berkaitan dengan tindakan kejahatan, meskipun tidak ada pembunuhan di sini.
Ketika saya ketik kata "uang palsu" di google, dalam waktu 0,35 detik muncul 18.200.000 hasil pencarian.
Uang palsu tidak hanya terjadi pada uang kertas nominal besar seperti Rp 100.000 atau Rp 50.000, tetapi jiga terjadi pada uang koin Rp 100 dan Rp 500
Peredaran uang palsu merugikan pedagang dan masyarakat lainnya dalam bertransaksi, beredarnya uang palsu oleh sejumlah oknum merupakan economic crimes
Palsu nan Semu Hari ini...Rambut Palsu Wajah Palsu Kumis Palsu Hidung Palsu Gigi Palsu Bula mata Palsu Senyum Palsu Bibir Palsu Pipi Palsu
Waspada dengan uang palsu. Bila terdeteksi sebagai pengedar. Pasti akan terjerat hukum. Perlu berhati- hati saat menerima uang cash.
Begitu banyaknya agenda untuk lebaran biasanya juga sejalan dengan peningkatan kebutuhan akan uang, hal ini memicu sebagian orang khilaf
Banyak sekali beredar di masyarakat mengenai uang palsu yaitu uang jenis kertas.
Solusi untuk mengatasi peredaran uang palsu di tengah masyarakat yang dapat mengacam inflasi ekonomi.
Uang memang bukan segalanya, tapi segalanya butuh uang.
H. Mantang (55) setelah menyadari bahwa uang pecahan 50 ribu yang diterimanya adalah palsu, Ia hanya bisa pasrah dan ikhlas dengan kejadian itu,
