Aku mencintaimu dengan segenap jiwa ragakuAku mendukung semua sepak terjangmuAku melihat tulus hati dalam sikapmu
Puisi kesembilan dari sembilan rincian judul puisi tentang Hari Biasa, khususnya tentang Hari Biasa Santun Kepada Sesama. Semoga bermanfaat.
memaksa bibir terbuka lebar kadang membuat lidah terkilir setelah haus terpuaskan, napas tersa longgar
Artikel berisi ajakan agar kita senantiasa berhati-hati dalam menggunakan lisan.
Jembatan telah lama terdapat suasana alam Perjalanan terlihat meruncing pandangan Mampu mengatakan kejam tapi terserah Hilang arah mau dibawa
Tutur kata kita tertata, sopan santun penuh makna, penuh hikmah, penuh karomah.
Mari kita jadikan Ramadan ini sebagai momentum untuk memperbaiki diri dan saling mengendalikan diri untuk tidak menebar kebencian.
Nyaris tiga belas tahun sejak perjumpaan kali pertama, Kini kita berteman, bersahabat dan menyatu dalam cinta
Kau tebar rangkaian emosimu dalam kataTerdengar perih menyeruak dadaTak kau rasa karena ledakan amarahSemua menusuk hingga kedalaman jiwaTak sadar kau