Hati, sepi, matiKering di tengah telaga rayuJauh dilihat sang ayuAsing untuk cumbu anaknya ratu
Bukan tak ada yang lain, akan tetapi cintamu telah membutakan cintaku
Yang paling akhir aku melihat bentuk-bentuk harfiah yang menari di benakku
Suatu sore yang gerah di ruang tunggu Stadiun Semarang Tawang
Pernah nggak kamu merasa bosan dan ingin marah di ruang tunggu, gara- gara nunggu kelamaan atau salah masuk antrian.
Tak semua bahagia tentang bersama, mari berdamai dengan rasa.
Tunggu Aku, NyonyaDi balik pagi yang berembun,Secangkir kopi menanti di meja kayu.
Aku tak memahami pandangan pertama padamu menghadirkan banyak tanya
walaupun baru saja tetap terasa sudah sangat lama membosankan! kapan akan datang, dan, berangkat?
Puisi tentang sebuah pertemuan yang luar biasa.
Asap mengepul di dapur. Tidakkah ibu tahu, beras tak malu dengan harganya tak terjangkau?
Kebahagiaan Tidak Selamanya Harus Didapatkan Darinya
Berpegang teguh pada keyakinan
Puisi ketujuh dari sembilan rincian judul puisi tentang Seperlunya, khususnya tentang Janganlah Memaksakan Seperlunya Saja. Semoga bermanfaat.
Menanti kehadiranmu dengan segenap rindu yang tersimpan sejak lama
Seorang teman wanita yang mempunyai kharismatik tinggi, hingga diriku ketika melihatnya selalu saja ingin menikahinya
Pertemuan yang tiba-tiba membuat adik dan orang tuanya terharu
Waktu tak selalu jadi penyembuh, jadi jangan menunggu untuk sembuh seiring waktu