Toxic Masculinity merupakan sebuah fenomena yang masih awam dikalangan masyarakat Indonesia dengan sistem sosial patriarki yang tergolong masih kental
Maskulin bukan berarti toksik! Yuk, intip bagaimana AI bantu mendeteksi toxic masculinity dan kenapa cowok juga boleh nangis. 😉
Maskulinitas kerap kali menjadi sorotan di berbagai kalangan karena nilai-nilai yang melekat padanya.
Kesalahan dalam memahami topik toxic maskulinity
Memutus rantai KDRT mungkin terasa mustahil namun bisa dicegah sedini mungkin dengan mengedukasi anak-anak demi kebaikan generasi mendatang.
Kekerasan seksual dapat terjadi oleh siapapun, termasuk kaum laki-laki. Dalam hal ini, toxic masculinity berperan besar menjadi faktor penyebab utama.
Penyebab terjadinya kekerasan terhadap perempuan dan anak-anak di Indonesia sebenarnya cukup sederhana, tapi sulit untuk dientaskan.
Depresi pada laki-laki seringkali tidak sesuai dengan deskripsi klasik yang umumnya terkait dengan depresi.
Reprentasi toxic masculinity pada karakter-karakter yang ada pada film "Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas"
Kekeliruan konsep maskulinitas yang berkembang di masyarakat sehingga mengakibatkan munculnya fenomena sosial yang dinamakan toxic masculinity
Topik yang menarik dari film ini adalah mengangkat tema psikologi yang dimana manusia sebagai subjek realitas yang menceritakan tentang toxic masculin
Maskulinitas secara umum diartikan sebagai sebuah bentuk kekejaman baik secara verbal atau non-verbal terhadap semua wanita dan pria.
Sejak kecil, banyak anak laki-laki yang diajarkan untuk menjadi pria yang tangguh dan kuat.
Pertanyaan mengenai "toxic masculinity" atau maskulinitas beracun mungkin terdengar asing bagi sebagian orang
Pada awalnya, maskulinitas mungkin diukur oleh keberanian dalam berburu atau kemampuan fisik, tetapi seiring dengan munculnya masyarakat
Dalam film sering terdapat tanda-tanda maupun simbol-simbol yang digunakan untuk menyampaikan makna yang lebih dalam.
Toxic masculinity adalah isu yang memiliki dampak serius pada individu dan masyarakat
Maskulinitas beracun (toxic masculinity) merugikan semua orang, laki-laki maupun perempuan. Kita harus mendefinisikan ulang apa artinya menjadi pria.
“Kamu kan laki-laki, masa begitu saja nangis sih!” Apakah kamu pernah mendengar atau mendapatkan kalimat tersebut?
Maskulinitas memang diperlukan, tapi jangan seperti ini, dong!