Senja yang gelisah telah mengucurkan keringat
rasa sakit akibat pengabaian tidak harus menjadi akhir, melainkan awal dari perjalanan menemukan diri sendiri.
Pergilah! Jangan tinggalkan bayangmu yang berakhir,Karena kini aku siap melupaka
Berdiri di depan cermin Tak kupercaya pada apa yang kulihat
Aku tak tahu lagi ingin berbuat apaSikap itu seakan terus membimbingkupada kebimbangan yang tiada habisnya
Kelas mungkin telah berganti, siswa datang dan pergi silih berganti tapi setiap perubahan yang Bu Ria buat telah membawa perubahan juga dalam dirinya.
Hari ini ia merasa bukan hanya sebagai guru yang telah berhasil mengajarkan sesuatu, tetapi juga sebagai manusia yang belajar untuk terus berubah
Bila itu semua perlu diperbaikiMaka perbaiki dan renungkanMaaf bila diri ini tak memaafkanSimpan saja di dalam hatimu
mawar sangat indah, tapi terkadang menyakitkan
Di sudut hati yang pernah terluka, Ada jejak kenangan yang tertinggal
Tinggalkan aku sendiri, tinggalkan aku sendiri tuk memanggil kekasihku
Pantai sering diidentikkan tempat memadu kasih. Demikian hal nya pantai Buleleng tlah berkesan di hatiku
Apa yang kalian pahami, berbeda dengan apa yang aku mengerti
Puisi kesembilan dari sembilan rincian judul puisi tentang Tinggalkan, khususnya tentang Tinggalkan Tinggalkan Kesukaserakahan. Semoga bermanfaat.
Puisi kedelapan dari sembilan rincian judul puisi tentang Tinggalkan, khususnya tentang Tinggalkan Keikutcampuran. Semoga bermanfaat.
Puisi sangat sederhana yang secara implisit memuat sembilan rincian judul puisi tentang Tinggalkan. Semoga bermanfaat.
Kenangan indah di masa kuliah sangat indah penuh kenangan yang melekat
Jika aku X 1 nya Kamu Y sudahlah.0/Kamulah 1 1 nyaJika aku x1 nyaKamu y sudahlah1 x muKau tinggalkan aku.1/Hatiku = 1Hatiku = kamu
Sejauh pikiran dapat menjangkaunya. Merajalela yang tanpa proses apapun. Mana yang menemuinya. Itu juga — obsidian. Penuh kemarukan. Penuh keegoisan.
Tak ada lagi yang dapat kudengar kini Suaramu sedang mengetuk di pintu