Tarif tiket masuk Candi Borobudur belum naik, Pemerintah masih menerima masukan dari masyarakat. Ada sebab akibat yang menyebabkan.
pemerintah berencana menaikkan tarif tiket Candi Borobudur menjadi Rp.750.000/orang
Candi Borobudur Harus Di Lindungi
Polemik kenaikan tarif tiket Candi Borobudur sebesar 15x lipat menimbulkan pro dan kontra masyarakat
Menko Marives Luhut Panjaitan bertemu Gubernur Jateng Ganjar . Mereka sepakat dan menunda pemberlakuan tarif masuk Candi Borobudur. Ada lagi agenda?
Harga tiket Candi Borobudur belakangan ini menjadi ramai di bicarakan di media massa baik cetak maupun online
Berakhirnya pandemi pada tahun 2022, menjadi langkah awal baru pemerintah untuk meningkatkan lagi wisatawan ke Candi Borobudur
Harga sebesar Rp 750.000 dibandrol untuk para wisatawan lokal yang ingin naik ke Stupa, dan harga Rp1,45 juta untuk wisatawan asing
Bayangkan jika sekian banyak wisatawan yang naik, mereka berpotensi memberatkan bangunan, merusak batu dan melakukan vandalisme.
Apa saja 4 hal penting yang perrlu dipertimbangkan dalam wacana kenaikan harga tiket Candi Borobudur?
Borobudur yang sudah berusia berabad-abad memerlukan perlindungan dari tangan-tangan jahil
Polemik dari peraturan pemerintah yang menyatakan bahwa biaya wisata Candi Borobudur meningkat hingga Rp 750 ribu
Biaya pemeliharaan Candi Borobudur sangat mahal. Batu-batu kuno itu tidak mungkin dicipta ulang. Banyak perilaku negatif pengunjung harus berubah.
Borobudur adalah tempat rekreasi batin. Tempat menghayati nilai-nilai luhur. Sudah saatnya Borobudur difungsikan ke spirit awal: Pencerahan!
Opini mengenai rencana pembatasan wisatawan candi Borobudur dan penetapan tarif baru untuk tiket wisatawan lokal dan asing
Harga tiket naik ke Candi Borobudur naik jadi Rp. 750.000
Apabila memang benar-benar untuk kepentingan konsevasi Candi Borobudur, kenapa tidak tetapkan saja larangan naik ke Candi Borobudur secara mutlak
Jika "berani rugi" untuk traveling dan visit situs-situs suci di Luar Negeri, maka harus bisa lakukan yang sama untuk Borobudur.
Menurutnya, rakyat kecil, umat Buddha yang cukup banyak di Jawa Tengah, sampai mati pun tidak akan bisa naik Candi Borobudur untuk melakukan "Puja".
Pembatasan jumlah pengunjung yang boleh menaiki candi menimbulkan polemik. Meskipun demikian banyak yang setuju pembatasan demi kelestarian candi.