Ketika para Kompasianer menuangkan belasungkawa mereka dengan tulisan Thamrin Sonata, aku bahkan tak mampu menggoreskan sepatah kata pun.
Kompasiana itu ibarat suatu rumah. Rumah besar. Di huni ratusan ribu kompasianer yang silih berganti menulis dan mempublikasikan setiap hari. Aneka wa
Thamrin Sonata merupakan sosok yang cukup kondang di Kompasiana dan dunia literasi. Berita mengenai wafatnya beliau dengan mendadak membuat banyak tem
Silakan datang dengan hati yang ikhlas.
Ada rasa kaget dan tidak percaya ketika saya sedang mempersiapkan tulisan tanggapan tentang unjuk rasa di Papua. Ditangan saya terbuka buku (IN)
tiada yang bisa melukiskan dukatak tertakar katakata. hanya air matahingga ku coba menggoresnya pada lariklarik pembuncah rasamatahari di atas kepala
Pernah tiba-tiba saya mendapatkan pesan. Sejenis permintaan untuk memberi komentar singkat terhadap rancangan naskah kumpulan cerita yang akan di
Diriku masih ingat momen perdana bertemu dengan Bapak KutuBuku Kompasiana, Thamrin Sonata, yakni pada gelaran Kompasianval di Gandaria City bulan Dese
Siang itu matahari sepenggalah. Aku tengah mempersiapkan diri beraktifitas diluaran. Tepatnya menghadiri event literasi di Perpustakaan nasional
Menulis bukan tentang menghasilkan uang, menjadi terkenal, berkencan, bercinta, atau berteman. Pada akhirnya, ini tentang memperkaya kehidupan orang-o