Filosofi tetes air adalah pelajaran sederhana tapi bermakna. Ia mengingatkan kita bahwa kekuatan sejati ada pada ketekunan, konsistensi, dan kesabaran
Tetesan kaca ini memiliki sifat fisika yang sangat luar biasa, memadukan kekuatan ekstrem di satu sisi dan kerapuhan di sisi lainnya.
Berbahagialah dengan hal yang positif Mengalah demi bahagia
Matahari menyingsing menertawa rasanya Setelah sekian lama aku bertapa
Puisi "Tetesan Harapan" melukiskan kerinduan mendalam akan hujan di tengah musim kemarau. Hujan adalah simbol harapan dan berkah.
Hujan turun dengan lembutnya Menyentuh bumi dengan lembutnya Tiap tetesnya menari di udara Menyirami tanah dahag
Kesedihanku saat hujan Tetesan Air bagaikan duka yang jatuh membasahi luka hati ku Dingin yang menusuk membuatku tenggelam dalam kesunyian yang pek
Cinta yang tidak yakin apakah itu cinta atau hanya menangkap perasaan.
Hujan turun, pelan dan pasti, Di luar jendela, dunia berbisik
Tetesan keringat disekujur tubuhDengan harapan sesendok nasiBagaikan robot bernyawaYang tak mengenal istirahatMelawan waktu untuk berleha-leha
Di balik kilauan matahari di atas samudera, desalinasi membawa berkah yang tak ternilai.
orang harus mulai kembali sadar pentingnya berkarya atau mencari posisi penting melalui kegiatan yang istiqomah
Aku ada. Di setiap bait yang terucap. Di setiap tetesan kaki-kaki hujan yang menderap membasahi bumi. Di setiap detak.
Tetesan keringat Ibu, bagai embun pagi yang menyejukkan jiwa. Di balik tangan kasarnya, terukir kekuatan yang tak tertandingi.
Kaka Jemy, Flores,NTTJudul Puisi; Cemburu pada AlamBy; Jemianus Beni Hoaratan Senja masih merindukan bulanAwan pun mulai menutupiwajahnya
Di atas langit biru yang luas. Awan menari dalam sentuhan angin yang ringan
Di bawah langit yang mendung, tetesan gerimis jatuh dengan lembut, mengusik kenangan masa lalu.
Di sebuah kota kecil yang terlelap di tengah lembah, hujan mulai menari dengan riang
Di suatu senja yang mendung, langit menggelayuti awan hitam yang siap melepaskan diri
Kegembiraan menjadi teman dalam dramatisasi kehidupan yang berkelana. Lantas mengapa aku bergembira?