Puisi Sang Murobbi ini saya tujukan kepada para guru, masyayikh saya dalam menuntut ilmu di pesantren
Hari ini mungkin sudah terlalu banyak duka yang dilewatiMasih sering mencari kebahagiaan sendiriKadangkala tersungkur di rumah yang seharusnya menjadi
Rasa sakit nestapa yang terpendam lama - Sejumput cinta yang tercampakkan
Puisi yang bercerita tentang diri pribadi yang harus banyak belajar untuk mencari banyak pengalaman hidup.
Aku tak tahu, sampai kapan ini berakhir. Bahkan sudah tak mampu ku jalani hingga rasa putus asa menghantui pikiranku.
Hujan membawa pelangi, demikian pula kesulitan membawa keindahan
Menghilang tanpa jejak. Ku mencari dengan lelah. Kemanakah langkah itu yang ku dengarnya setiap hari
Aku ingat kisah yang dulu Ketika kita melangitkan mimpi Untuk hidup bersama, tetapi kau yang mengakhiri Yang kini kusebut dengan masa lalu
Tanganku membeku lemas Bahagia menangui Tenaga terakhir, "Terima kasih!".
Kian mencekam saat malam, Lemah terasa tertatih ku melangkah
Dia tiada pernah merasakan letih meski dengan tertatih-tatih dan bercucuran peluh
Ia bangkit dan berlari. Walau kaki tertatih-tatih. Namun ia terus berlari. Membisukan rasa letih
dengan baju kusut dan berdebuketika aku melihatmu pulangditambahnya lagi wajah cemas,letih dan lapar mengikuti langkahmu
Semua memiliki masa. Duka akan berganti dengan suka
bertemu seseorang suatu hari tiada sengaja berpuluh tahun silam kita tak jumpa
Begitu tegas hingga tak izinkan ku untuk meminta kelonggaran satu detik saja
Puisi tentang Aku yang merasa lemah dibawah kondisi
Langkah terburu, bapak dengan seorang anak pulang ke rumahnya
Puisi tentang kerinduan pada seseorang yang berarti
Puisi religi tentang kerinduan yang mendalam dan terus-menerus.