Puisi tentang pentingnya menjaga lisan agar tidak menyakiti hati orang lain
Tahun demi tahun berlalu, waktu berlalu dengan cepat, Setiap detik membawa perubahan, Dari tangan tua ke tangan muda,Waktu berubah begitu cepat
Suara itu terdengar di lubuk jiwa kita semua, Tentang tangis yang tak selalu terdengar nyaring, Namun kita
Jejak para pejalan ruhani inilah yang sampai hari ini terus terdengar gemanya dalam kepala saya.
Kicauan burung terdengar ketika mata terbukaSuara angin yang menabrak daun dengan lembutMendengarkan suara tersebut membuat hati terasa tenang
Jam dinding berdentang dua kali Jam dinding berdentang dua kali
Semakin biasa hingga menjadi terbiasa, dengan apa yang sudah biasa.
Seorang ibu mendengar jerit tangis yang merobek langit. Anak lelakinya jatuh, membawa serta seluruh cinta yang dia miliki, meninggalkan jejak air mata
Dalam ruang isolasi ini, doa dan harapan teranyam menjadi kekuatan, menembus batas-batas yang tak terlihat. Sehatlah!
hingga hujan pun menyampaikan derasnya tangisan dirimu kepadaku maafkan aku maafkan aku maafkan aku
Di lipatan memori, ada kata-kata yang belum sempat terucap, terperangkap dalam bisu.
Ungkapan syukur atas seseorang yang telah lama pergi. Walaupun hanya bisa diam tanpa mengungkapkan kebahagiaan, tetapi rasa syukur tetap dihaturkan.
Rintik hujan kian mengecil. Semakin tak tak terdengar suaranya
puisi ini menceritakan masa lalu seorang cewek yang jatuh cinta kepada seorang cowok, namun cowok tersebut hanya menganggap cewek tersebut cuman teman
Suara Lembut Dari Nirwana, Terdengar Merdu Menyebut Namaku
Puisi "Sepi yang Menggoda" ini menggambarkan sepi sebagai sesuatu yang indah dan menenangkan.
Kode bapak ibuku harus cari suaka, padahal kami hanya memihak negeri
Nada hati,Adalah lagu kehidupan,Yang selalu berdenyut,Dalam setiap insan.