Rindu yang tersesat Mungkin rindku tersesat berkelana entah kemana
Puisi Sebatang Rokok merupakan ungkapan rasa kegelisahan yang sedang dirasakan melalui bahasa hisapan sebatang rokok yang di wujudkan.
Saat senyum itu hadir kembali, menguak semua duka dan kecewa dalam hati
Puntung rokok yang terbuang sia-sia seolah kehampaan yang kian menerpa lalu terbuang
"Dunia memang seperti ini, Bara. Cukup adil bagiku"
Puisi ini saya buat untuk seorang Adam yang berada jauh di sana.
Kepada siapakah hidup kita terarah? Kepada Tuhan, tetapi terlalu abstrak!
Di balik kemegahan rumah -rumah ibadah. Tembok-tembok menjulang mengitari kompleks peribadatan
"Aku, di asuh oleh bayang-bayang, semata." Sejarah, tinggal setumpuk kertas dalam tong kosong, " sama tak berisi dengan, isinya."
Habis manis sepah dibuang, terpisah dan semakin jauh
Ketika imajinasi terkekang, ketika kehidupan tak seimbang dan ketika perbedaan terbuang, hanya mimpi yang dapat mewujudkannya, karena mata tak melihat
Hati-hati menggunakannya
Yuk hargai makanan yang tersedia di dunia dengan ikut berpartisipasi menyelamatkannya agar tidak mubazir.
Bawa segala akibat menyalahkan menolak Ingin menyangkal kesulitan segala tindakan
Diingininya supaya selamat hubungannya Dengan menyebabkan bagus alasan akrab Kalau yang menyimpang mulai dari benar Meskipun pasangan salah atau benar
Sisakan sedikit untuk disisihkan, siapa tahu ada yang membutuhkan
Merasa salah arah perbaiki kok menderita, Jadi membawa mengalami kesengsaraan
Memasuki peralihan tempat tidak percaya. Jika permohonan hendak pembaru kekuatan
Ku sandarkan diri iniKeluh kesah diri sendiriLalu ku buang dan kutinggak pergiBersama mimpi aku tidur lagi