Iwan Fals, "Joni Kesiangan":Refleksi Kritik Sosial dalam Lirik Iwan Fals di Era Orde Baru.Oleh : A.W. al-faizLagu "Joni Kesiangan" karya Iwan
Cinta lokasi sebenarnya tidak masalah. Normal normal saja. Asal tidak ada yang tersakiti perasaannya.
Kita tidak akan tau sampai mana kemampuan kita apabila kita tidak berani mencoba dan hanya terpaku di zona nyaman kita sendiri.
Pada akhirnya Kamu bersamaku kembali. Entah mimpi atau ilusi. Atau justru ilusi yang mengantarkanku kembali padamu.
Di saat rindu mulai sekarat dan berkata "tolonglah aku", hati sulit mengerti dan bertanya balik "bahasa apa itu?".
Bagaimanapun, hatiku merasa lengang. Di sebuah negara seseorang akan menjadi perintis sebuah dinasti baru.
Pikiranku selalu berisik Kenangan itu terlalu mengusik
"Dalam "Hari-hari Menanti", ikuti hati yang berbisik harap dan rindu, terjebak dalam penantian cinta yang tak pernah usai."
Dengarkan, teman setia petualangan hidup! Langit di sini bukan hanya berbentuk biru, Dari perubahan sosial hingga jejak kaki, Jangan sia-siakan
Tak banyak yang bisa kuceritakan, Sebagian tertutup kegelapan, Jangan berharap cahaya terang
"Menjadi terbiasa itu menakutkan," kata orang begitu."Menjadi terbiasa itu menakutkan," kata orang begitu.
terima kasih orang baik yang selalu bersedia buat direpotin dan digangguin dan makasi untuk semua memori kebersamaan yang udah dilaluin
Bukankah aku sudah pernah bilang kalau menjadi terbiasa itu mengerikan?
Puisi yang menganalogikan seseorang sebagai ranting yang patah, jatuh ke tanah.
Ikuti saja itu cara terbaik yang kulakukan agar berakhir bahagia
Katanya waktu dapat menyembuhkan luka Nyatanya tidak Waktu hanya bisa membuatmu terbiasa
Selamat hari guru, semoga kita selalu menjadi insan yang mengingat guru-guru kita. Dan ibu adalah guru pertama yang selalu di hati.