Banjir di Sutojayan, Pakisaji Malang
Berurai air mata menganak sungai tak sanggup selendang sutra untuk menampung
doc. pribadiBayang-bayang mu jatuhdari rapuh pada jalan yang hilangbukan dalam aliraninikah kenangan ?Mengingatmuair mata menetesDalam serpihan w
Puisi tentang tawa yang harus mengikhlaskan luka pilu hingga tersapu bayu
kisah ini begitu menyakitkan Rasa ini... entah seperti apa rasanya
Ketenangan dalam diam, bisa menghanyutkan rasa mendalam.Mengalir tak bertepi, mengisi relung hati yang dangkal.
Ku takut itu hanya sebagai permainan untuk berjanji akan perdamaian
Api menyala dan terus menyalaDiri tak kuasa untuk berlagaBergerak untuk memadamkan nyalanyaKepala terbawa berkeliaran fanaHati senantiasa berganti rup
Puisi yang mengungkapkan tentang kehidupan manusia di dunia yang fana.
Menghilang keresahan kepala Biasa terbawa bercita-cita
Kadang kala pasang, kadang kala pula surut, bahkan tak jarang terhempas di batu karang.
Karena aku bukan peramalYang dapat memprediksi masa depan
Perlahan hujan berjatuhan Satu dua butir lembut hinggap di kening Terasa dingin menyegarkan kemudian menetes mengelus pipi
Siapa aku Siapa kamu kenapa begitu bersinar Aku adalah aku yang sedang berproses dan Aku bangga jadi aku
Pikiran mencari maknaJari tangan menuliskan makna
Rasa kecewa kadang kita rasakan saat sesuatu tak sama dengan yang kita harapkan
Menambahkan sukacita dalam tawa yang berbohong. Aku lelah dengan semua.