JUDUL : KEPADA LUKAISBN : 978-602-70626-3-4PENULIS : MATDONPENERBIT : MSB PUBLISHING TAHUN TERBIT : 2020CETAKAN : PERTAMA, JANUARI
dua belas jamdi luar diriberjalanmenujulalu kembalimembelah dada hujanmengambil jantungnyauntukmukekasihmenyertaikudi TamansariPerum Tamarabeberapa mi
di kaki bulanaku sujudkansisa umurkusampai batudi matamalamaku tenggelamsedalam tatapanterdalam ingatandi pinggir jalanaku langkahkankaki yang senduli
tiga puluh empat tahun lalu aku tak berdosa, telanjang dan menyenangkantiga puluh empat tahun lalu aku tak bernafsu, kecil dan menentramkaniya, itu du
Senja terakhir bulan Desember aku habiskan dengan duduk tanpa kopi hanya mendengarkan lagu reggae dari Alpha BlondyLangit mendung dan angin khas sore
hujan masih terurai seperti rambut kekasih sehabis bercinta di pagi hari ketika aku datang ke siniseketika aku membelai memeluk lalu mencium orama sen
Melewati Mangunreja lalu Singaparna kemudian Mangkubumi menuju BaypassBerhenti beberapa saat di Jalan Siliwangi menata langkah yang menangisKutarik na
Aku telah khatam menghapal air hujan yang jatuh sebelum aku tiba di tempat iniBKR Regency di bawah tiang lampu merkuri dekat rambu forbidden aku menat
Sambongjaya, dekat masjid belok kanan sedikit tenggorokan kering lalu kudengar anak-anak bermain dengan suara nyaringAku mencoba minum sedikit gelisah
"Belum saatnya tersenyum", katamu setelah adzan soreAku segera diam"Belum saatnya menangis", katamu lagi setelah kudirikan beberapa rakaatAku segera s
Wahai engkau yang jiwa-ragaku telah kau milikiKini dan selamanya engkau adalah ibu dari anakkuKuyakin Tuhan pasti selalu menjagamuWahai engkau yang se
Tiba-tiba saja aku mencintai petir lalu merindukannya setelah kemarin berhasil mencatat kilatannyaNamun hujan tak datang walau aku sebenarnya kelelaha
Seperti biasa, sesampainya di rumah yang kubuka setelah pintu depan adalah jendela hatiAku biarkan udara masuk melalui kegembiraan yang tak datangLalu
Hujan belum turun dan langit semakin gelap Aku duduk di belakang kemudi sebuah mobil tua Mencatat halilintar yang menghampiri siang renta&nb
Sajak Sunda: Sukur Waktu Sukur waktu, waktuna sukur Mangsa ka tukang kungsi teuleum Tikerelep kana jero getirna hate
Matahari dan rembulan juga gemintang adalah sebuah kenangan yang terbit di langit percintaanTak ada yang terlupa bahkan pada saat Magrib berganti waja