Ekokritik Sastra dalam Puisi "Membaca Tanda-tanda" Karya Taufik Ismail dan Lirik Lagu "Berita Kepada Kawan" Karua Abiet G. Ade
Puisi "Kami Muak & Bosan" merupakan salah satu karya sastrawan ternama Taufik Ismail, yang di deklamasikan oleh Ari Anshori
Puisi tentang pendapat sebagian orang yang menganggap bahwa dunia ini sudah tua
"Dunia ini panggung sandiwaraCeritanya mudah berubahBisa Mahabharata atauTragedi dari Yunani."Bait pembuka sajak Taufik Ismail ini kembali menggedor k
Rasululah SAW bersabda: “Barang siapa yang gugur karena mempertahankan hartanya maka dia syahid, barang siapa yang mati karena mempertahankan darah (n
Dalam kepercayaan kagama Islam, membuat ramalan dan mempercayai ramalan adalah sesat atau haram atau setidak-tidaknya menunjukkan lemah iman. Bukankah
Sastrawan Taufik Ismail hadir di luar halaman gedung tempat berlangsungnya sidang ketujuh kasus Ahok – Selasa 24 Januari 2017. Dari atas mobil komando
Di usia tuanya penyair Taufik Ismail punya hobi baru, marah-marah. Sebagai penyair tentu saja kemarahanya dtuangkan dalam sejumlah puisi yang panjang-
Bangsa Indonesia di era reformasi masih dibayangi ancaman ideologi komunis, tentunya hal ini bukan sekedar isu dan omong kosong. Bisa dibuktikan dari
Terkait dengan banyaknya para professional guru yang bukan berlatar pendidkan guru sehingga ke depannya ternyata akan membuat gerah perguruan tinggi –
'Dunia ini panggung sandiwara, ceritanya mudah berubah. Kisah Mahabarata atau tragedi dari Yunani. Setiap kita dapat satu peranan, yang harus kita mai
Pagi ini aku ikut suami ke kantornya.... kalo lagi tidak ke KPK aku membantu suami di kantornya, sepanjang jalan suami menyetel lagu CRISYE "KETIKA TA
(1) di depan layar laptop… aku terpaku menatapmu kita pernah jauh … kita pernah dekat bersama kita pernah menjelajah jiwa belajar tenta
Sajak "Kerendahan Hati" Karya Taufik Ismail Kalau engkau tak mampu menjadi beringin Yang tegak di puncak bukit Jadilah belukar, tetapi bel
. Judul: Puisi dan Bulu Kuduk (perihal sastra dan budaya) Penulis: Acep Zamzam Noor Editor/Penyunting: Mathori A Elwa/Faiz Manshur Pengantar: Jak
[caption id="attachment_99903" align="aligncenter" width="640" caption="Taufik Ismail/Admin (kapanlagi.com)"][/caption] Pada tahun 1945, hanya beber
Taufiq Ismail puisi be the best whatever you are dan puisi kerendahan hati. dari judulnya, keduanya jelas berbeda, atau bisalah kalau mau memaksa
ada kabar hangat akhir-akhir dikalangan sastrawan dan para penyair indonesia, yaitu pertanyaan besar apakah Taufiq Ismail melakukan plagiat atas karya
Setiap kali berkunjung ke Spring 8, Hyogo, Jepang, saya selalu tergelitik dengan tulisan yang jelas terpampang di kantor atau brosur-brosur mereka :
Kalau engkau tak mampu menjadi beringin yang tegak di puncak bukit, jadilah belukar, tetapi belukar yang baik, yang tumbuh di tepi danau. Kalau kamu t