Ikut lomba itu tantangan. Dan kebetulan ‘lomba’ menulis novel yang diselenggarakan Fiksiana Community dinamakan tantangan. Mungkin itu dimaksudkan ber
Bab IX – Tiga (Tantangan 100 Hari Menulis Novel)Selesai sholat subuh berjamaah di masjid Al Falah, Arjo menyempatkan diri membaca beberapa ayat
Bab VIII – Tiga (Tantangan 100 Hari Menulis Novel)Selain pertanyaan tentang kemungkinan adanya orang yang sengaja membuat kebakaran hingga memakan kor
Tiga hari sejak peristiwa kebakaran restoran Daun Bambu, polisi akan mengumumkan hasil pelacakan lanjutan terhadap penyebab kebakaran. Para jurnalis m
Malam hingga pagi itu suasana mencekam di sekitar pasar Kebon Klengkeng. Kematian Haji Lolong dengan segenap cerita yang melatarbelakanginya membuat p
Suasana makin kacau ketika listrik dipadamkan dari gardu listrik terdekat. Selain dari kobaran api kebakaran, keadaan sekeliling menjadi gelap.
Tulisan Restoran Daun Bambu terlihat mencolok pada papan nama iklan menggunakan lampu neon warna-warni, serta lampu kelap-kelip. Gedungnya berlantai t
Wasi tersadar dari lamunan panjang ketika ponselnya berdering. Cepat ia mengangkat telepon, rupanya dari Maminya. Ia segera keluar ruang perpustakaan,
Untuk mencari pengganti orang ketiga Wasi terpikir untuk mengundang Arjo. Itu ide yang begitu saja muncul di kepalanya. Arjo tentu bukan sebagai korba
Hujan mulai mereda, dan tak lama kemudian berhenti sama sekali. Akivitas orang di luar masjid, di belakang terminal bus itu, kembali sibuk dan r
Hujan belum juga reda ketika Arjo mengucapkan salam pada rekaat terakhir sholat Maghrib berjamaah di Masjid itu. Ia mengusapkan kedua telapak tanganny
Tiga Lelaki tua jangkung dengan rambut sebahu dan berjalan agak tertatih-tatih itu coba melangkah tegap ke selatan. Melewati Gang Manggis yang sempit
Bab 3: Yang ingin dilupakan Endah kaget bukan kepalang, nafasnya tersengal, tubuhnya meronta ronta. Sekuat tenaga dia berusaha melepaskan diri.
"By the way,Zak, mungkin Lo punya rekomendasi taman terbaik yang dimiliki Jakarta?" Gue tidak memalingkan wajah sama sekali dari keeleganan yang sanga
Petang semakin memeluk Jakarta, perlahan memaksa mundur cahaya matahari menjauh, hilang entah ke sisi dunia mana. Yang pasti petang merebut kuasanya.
“Kalau besok pagi Anda tidak mengirim tulisan. Maka karir kepenulisanmu akan hancur sebelum Anda jadi penulis.”Sepenggal kata itulah yang terus terngi
Lanjutan bab 2Endah membuka payung yang tadi dibawanya sebelum melompat turun dari bis, lalu berlari kecil menuju ke arah Warung Thailand. Perutnya su
Lanjutan bab 2Willy merasa begitu kesepian. Rani baru 2 minggu lalu meninggalkan Hongkong, namun bagi Willy sudah seperti 2 tahun lamanya. Semua kenan
Endah berlari kecil sambil menutupi kepalanya menggunakan tas tangan dengan satu tujuan: halte bis di sebelah pintu masuk Victoria park, Cause Way Bay
Sebuah bus melaju cepat di jalanan Jakarta. Dari luar terlihat cukup sesak oleh penumpang, sebagian dari mereka berdiri di antara deretan bangku bus.