Susah menemukan orang yang bisa mengimbangi sisi yang-nya. Sisi terang, terkadang angkuh sekaligus menjadi titik fokus dimanapun Arunika berdiri.
Siang sedang panas-panasnya, tigapuluh dua derajat yang tak biasa.
Pagi rasanya lambat sekali memulai batas waktunya. Cahaya masih betah dengan eskalasi redupnya. Jalan yang diintip dari jendela barat masih basah.
Linglung, bingung jalan menikung. Torehkan renung jadi murung. Gusar lalui senang, kenang. Cucuran peluh basahi tubuh, lumatkan asa hingga binasa. Pen
Saat perjalanan dimulaiInsan menjejak bumiIhwal rasa diretasTak khilaf untuk menerabasGerak upaya jaga stabilTak gundah mengubah labilKhawatir akan te