Rindu terpendam, sesal yang menghantui, dan cinta ibu yang abadi menjadi inti dari puisi ini. Sebuah kisah pilu yang menghangatkan hati.
Tiga tahun usia, dunia terasa sempit Saat sosokmu pergi, meninggalkan sepi
Jika waktuku habis, hanya satu yang kupinta, Agar hidup ini bermakna dan berdaya
meninggalkan sebagian hal yang kita dambakan adalah suatu keberatan yang pasti dijalanjkan
Kebahagian bukan datang sendiri melainkan dicari dan dibuat sendiri
Namun aku takkan menyerah, semangatku takkan padam.
Puisi: Fragmen Masa Lalu(Untuk kekasih, dengan kerinduan yang tak pernah pudar)Puisi ini, sebuah puzzle memori
Sebuah pertemuan antara aku dan kamu yang entah kapan akan sadar saling peduli dan takkan membicarakan hal ini
Jadi percuma, percuma saja laranganmu,Aku tetap akan mengejar setiap mimpi,
Bahtera Cinta, Melintasi Zaman Berlabuh pada bahtera, hati berpadu,Mengarungi lautan waktu, takkan terpadu.
Jadi, hiduplah dengan berani, ambil setiap kesempatan,
Kesulitan bagai air keruh, berputar-putar, mengaduk emosi, hati pun resah
Kini senja berlalu, dan kutatap langit yang sama, menyadari cinta sejati tak selalu harus bersama,
Hati tenang, jiwa melayang. Ikan berenang, riang gembira, Menyambut kedatangan, seorang diri.
Ada mimpi yang tak pernah pudar Seperti mentari yang terus terbit Harapanku tumbuh, takkan menyusut.
Jiwa merangkak, menentang gravitasi, Memanjat tebing asa, setinggi langit. Tangan menggenggam batu, kaki menapaki, Menuju puncak cita, cahaya hati.
Puisi Petang Tak Meninggalkan SenjaDi petang yang tenang, senja takkan pergi,Membawa mentari meski malam merenggutnya.
Cinta Tak Berbatas WaktuJatuh cinta bagai gula pada kopi,Sebuah perpaduan sempurna, tak terganti
Setiap detik bersama idola atau orang yang kita cintai dapat menjadi kenangan yang tak terlupakan, meskipun waktu dan jarak terpisah.
Menunggumu Sampai Akhir HidupkuJika bukan denganmu,Maka takkan ada yang lain.