Engkaulah cahaya tanpa batas lelah terus bersinar menyimpan terang pada hati yang kelam membelai meniup lembut mata yang binar
Puisi ini ditulis untuk Sang Diri yang selalu setia mengikuti kemana pun diri ini pergi
Manisnya tatap nirmala menghentikan hujan di khatulistiwa
Kepatuhan kepada Allah adalah momentum terindah yang akan menjadi sikap istiqomah seorang hamba di manapun ia berada, diary_2014
Tulisan pada saat di puncak tenang teramat menyenangkan dan menghasilkan deretan diksi yang mendamaikan
10 Hari atau malam pertama pada bulan Ramadhan, Allah menebarkan rahmat untuk semua insan agar terwujud harmoni kesetimbangan mizan
menulis puisi yang cukup berat seperti didorong oleh sesuatu yang tak bisa ditumpahkan hanya dengan sebarisan kata
Sekelumit kenangan teramat menggoda untuk dituliskan kembali saat gejolak dan gairah jiwa kembali bergelora, katanya sih begitu
Pintalah harmoni tak bisu untuk mewarnai lukisan hari-mu
10 malam kedua bulan Ramadan Adalah fase kedua menuju pendakian Di malam-malamnya berlimpah ampunan Dari Allah, Pribadi Yang Maha PenyayangHening ini
aku ingin menjadi majnun dalam rimba belantara nun menyeka wajah yang murung dengan ranting dan dedaun aku berproses menjadi majnun bermain mata
bersamamu, bidadari-ku kita berjalan menempuh perjalanan waktu setiap detiknya mengisahkan makna rindu di tiap detaknya mengubah kisah di altar biru m
di antara secarik halaman ada gores pena bertuliskan tentang sebuah puisi kerapuhan tanpa tarian yang biasa ditampakkan tak pernah aku pahami apa
tak ada derita perjalanan pencariansedahsyat kisah perjalananmu yang panjangtak ada pengorbanan terbesar sepanjang peradabanselain mengabaikan kasih s
inilah zaman ketika semua menjadi transparan tak ada lagi wilayah pribadi disembunyikan itulah zaman ketika informasi media me
Saya lebih senang menyebut terjemahan Kitab Mukhtarul Ahaadits Nabawiyyah dengan sebutan Mutiara Hadits-hadts Nabi Pilihan. Kenapa saya menyebutnya mu
Bandung, 08 September 2016Rindu yang lain di event ini:1. Betapa Rupawannya Tuan2. Noktah Noktah RIndu 3. Senandung RIndu
titik-titik menyebar dari cahaya hatimenopang tegak menyinari seluruh dimensi diri wajah pucat merona dibelah kidung syahdu mengusir seluruh mimpi mim
gelora dan riak gelombang menyembunyikan misteriletupan, pukulan dan terjangannya saling mendahului ada cipta, ada cinta tertumpah dalam riuh nyata se
sekedar menyenangkan hati tuan kuberi bulir-bulir padi yang matang semerbak wangi bunga di senyum tuan menambah gairah hamba tuk berdandan gejola