Ilustrasi gambar: pixabayMalam sering kulalui hanya menatap kerlipan taburan bintang, dan coba mencandainya meski rembulan sembunyi malu di sela awan…
Sekian lama debu menumpuk di hatimu, hingga kering gersang menghampari di tiap sudut.
Created by canvaRasanya tak mampu merangkai kata indah. Tak sanggup menguntai butiran mutiara cintamu, dan tak sanggup mengukir nama indahmu di sanuba
Cukup lama aku bersembunyi dalam rimbunan ilalangTersedu di sela ranting- ranting malamBerhari lamanya aku tenggelam di lumpur sepi dan tercabik sendu
Benarkah kita akan bertanggungjawab nanti?Kita sepertinya banyak memiliki perbedaan. Tak mengapa selama jarak yang terbentang di antara kita tidak mem
Gemuruh takbir tak lagi menggema menyentuh sukma
Aku duduk terpaku menatap langit malamLangit tegak tanpa tiangJejeran bintang tergantung tiada taliBukti kekuasaan dan kebesaran IlahiKucoba membumbui
Tak Seperti RotanKalau boleh aku mengatakanMelihatmuMerasakanmuMenikmatimuHari-harikuSerasa berada dalam toplesKerupuk tertimpaSedikit-sedikit patahSe
Deras hujan mengguyur kelopak asa, menghantam hingga ke dinding hati. Detik waktu pun terus melaju, tinggalkan jejak semu bersisa.Diammu coba menggore
Jika senja hadir menyapa, isyarat hari beganti baju. Demi malam yang menggantikan siang, kelopak senja luruh perlahan. Suara penyeru pun perlahan berk
![[Humor 1]: Siapa yang Paling Pintar di Dunia Digital?](https://assets-a1.kompasiana.com/images/avatar/941e83e0-d7bc-46e6-b4a7-0a40dc0aef80-613c2bcb01019006d5292102.jpg?t=t&v=40&x=40){kind=small}
