Pak Ustadz masuk ke masjid yang agak jauh dari sebuah gang. Mobilnya diparkir di pinggir jalan dan ia berjalan kaki. Setelah berwudhu, Pak Ustadz mela
Jelang matahari terbit. Di pagi subuh. Mulanya memang agak susah, tapi lama kelamaan Fakih dan Abdan mampu mengikuti irama yang dimainkan oleh Pak Ust
Ia lari tergopoh-gopoh. Kakinya seperti diseret. Napasnya tersengal-sengal. Mang Jani, pria yang sudah tidak muda lagi. Pak Ustadz memperhatikan dari
Ceramah pesanan. Begitulah Pak Ustadz biasa menjuluki saat utusan menjumpai dan memintanya berceramah di suatu tempat. Tapi, tidak berhenti di situ. K
Pak Ustadz kedatangan tamu. Seorang lelaki berpakaian perlente. Kulitnya bersih, tubuhnya sedikit tambun, dan baunya wangi. Rambut lelaki itu klimis.
Telepon di rumah Pak Ustadz berdering nyaring. Sehabis subuh. Kala Pak Ustadz masih asyik menyimak huruf demi huruf yang tertera dalam lembaran kitab
Hari ini hari yang melelahkan bagi Azam. Sepanjang waktu. Dari mulai pagi hingga menjelang maghrib, ia mesti mengikuti ajakan Pak Ustadz. Pergi melang
Pagi itu Pak Ustadz hendak menengok Bang Muhar yang sedang dirawat di rumah sakit. Bang Muhar terjatuh dari motor saat menuju kantornya. Bang Muhar be
Agus penasaran dengan kegemaran Pak Ustadz puasa Senin-Kamis. Apa sebenarnya yang dicari? Ibadah lengkap. Akhlak unggul. Ilmu tak tertandingi. Kalau s
Istri Pak Ustadz lagi tak enak badan. Alhasil, Pak Ustadz mesti berangkat ke sekolah untuk mengambil rapor milik si sulung. Ah, pekerjaan yang membuat
"Pak Ustadz!" Sebuah teriakan keras menyengat telinga Pak Ustadz. Sore itu, sehabis sholat asar. Pak Beni. Lelaki tegap yang mudah sekali tersenyum
Akbar marah kepada dirinya sendiri. Ia merasa dibodohi. Pak Ustadz telah membohonginya. Segala nasihat yang diberikan Pak Ustadz sudah ia laksanakan.
Hari Senin. Matahari merekah cerah. Pak Ustadz asyik mengelap motor kesayangannya. Sepeda motor bebek tahun 80-an. Di tangan Pak Ustadz sepeda motor l
Pak Ustadz terus memperhatikan dua pria yang beranjak menjauh darinya. Keduanya terlihat sangat mesra. Mereka saling bergandengan. Mereka saling mengg
Pak Ustadz memandang lelaki di hadapannya. Ia seolah tak percaya. Ia tak percaya bahwa lelaki yang berdiri di hadapannya adalah orang yang pernah akra