Aku tersadar ternyata Emak sudah tidak ada di ruang tamu bersama kami. Aku menuju kamarnya dan menemukan dirinya duduk tertunduk. Yaa Alloh, Emak seda
Ketika untaian gerbong kereta dengan lantang berlalu lalangMembunyikan sirine panjang dalam terangnya siangMelaju kencang hingga menembus ladang
Arunika berdiri ponggah pada singgasana ujung cakrawalaMengusir pergi embun tua yang telah habis masanyaLenyap terbang musnah menjadi udara tanpa beba
Kau tahu juga kisah itu kawanTiga puluh tahun sudah terpatri dalam ingatanDiantara besi-besi rongsokanKardus-kardus bekas yang bertebaranBerserak hara
Carilah hati dalam senandung kopiIbarat dalam gelap berselimut kesunyianNamun kau dapat menemukan kenyamanan dalam sebuah kehangatanTapi aku hanyalah&
Aku ingat senja ituSaat kau akan segera beranjak ke peraduanmuPelukan kita saling menghangatkan dalam rona jingga yang maluKau berjanji padaku akan ke
Aku ingin bercerita padamuTentang dunia dan semestaTentang hidup dan kematianTentang hasrat dan rasaTentang bahagia dan kecewaTentang senyuman dan air
Jarak memisahkan kau dan akuSedang angin enggan menyampaikan seikat pesan rinduBulan tak perduli rasa sayang yang kupendam padamuHanya doa yang menemb
Keteduhan masjid ini memayungiku sedari tadi, membersamai kelembutan suara tilawah lirih yang berpadu dengan hembusan angin yang malu hingga mencipta&
Mungkin aku tak bisa membuat tulisan yang bagusTetapi aku mencoba menulis dengan hati yang tulusMenggambarkan gejolak rasa dengan goresan penaMe