Tinggalkan Warung Bude hampir maghrib. Kau dan aku naiki bis kota. Berhenti di Simpang Tiga Tunggul Hitam. Tergesa, berjalan masuki Cendrawasih. Aku m
Meja kembali rapi. Bersisa dua gelas. Berisi kopi dan teh. Kotak plastik, dimasukkan ke dalam tas milikmu. Caramu praktis. Tak ada izinmu, saat ingin
Sore itu sabtu. Tertanggal duapuluh tiga di september tahun dua ribu. Aku sendiri. Pipinx jumat sore ke Padang Panjang. Satu minggu ekstra sibuk. Pers
Hujan masih bersisa pagi minggu itu. Saat kuucap salam di beranda rumah kosmu. Terdengar suaramu, memintaku duduk. Agak lama, kau hadir di beranda. Su
Usai hujan. Kabut malam, tampak dalam temaram bias cahaya lampu beranda. Kuhabiskan, potongan terakhir agar-agar di piring. Kau tertawa. Tak lagi ada
Aku tak peduli. Kau atau orang lain. Cara memaknai rasa dan asa. Bagiku, miliki keduanya. Itu bermakna cinta. Jika hanya miliki salah satu di antara k
Aku belum tahu sebab tangismu malam itu. Pilihanku menunggu. Hingga kau tenangkan hatimu. Kuhisap dalam rokok, kuhempas pelan. Kepulan asap warnai ber
Sabtu malam, usai maghrib. Aku bergegas. Sekilas mematut diri. Pipinx selesai sholat. Tersenyum menatapku."Ngapel?""Iya! Sekalian kasih tahu Nunik!""J
Usai makan. Kau tak mau diantar pulang. Kuajak ke Taman Imam Bonjol. Kau banyak diam. Saat duduk bersisian di bawah rindang pohon. Beralaskan sandal.
Bus kampus lewati gerbang Unand. Berhenti sesaat di Simpang Pasar Baru. Naikkan penumpang. Bergerak lagi, hingga harus berhenti lampu merah jalan by p
Kureguk kopi terakhir. Kau menatapku. Kuanggukkan kepala. Kau mengerti, segera habiskan isi gelasmu. Kuserahkan jas. Kau masukkan ke dalam tas. Sambil
Plong!Kurasakan di sudut benakku. Tak bisa kumaknai lebih. Sejak tadi. Dalam diam, kunikmati kepulan asap rokok. Kulepas pandang ke titik terjauh dari
Kukira. Jagung rebus miliki rasa sama, jika jagung itu dibeli atau diberi. Berbanding jagung hasil jerih tanam sendiri. Akan berbeda pada makna dan ni
Tok!Palu berbunyi sekali. Sidang ditunda. Aku diminta keluar ruangan, juga semua yang hadir. Termasuk Pak Il, kecuali lima orang tim penguji. Riuh der
Tergesa. Sambil menikmati kepulan asap rokokku. Aku duduk di sudut biru. Pipinx menatapku. Wajah Ajo tegang. Tak ada suara. Sesiapapun yang pernah ala
Pukul sembilan lewat. Kau dan aku, sejak tadi selesai sarapan. Kunikmati rokokku. Kau ajukan skripsi padaku."Mau dibaca lagi?""Tolong masukkan ke dala
Tak bersuara. Kuserahkan jas. Kau mengerti. Perlahan kau lipat dan menyimpannya dalam tas sandang. Aku ke dalam kamar. Dibantu Pipinx, kubawa ke ruang
Usai shubuh. Aku sibuk menyusun buku referensi. Dimasukkan ke dalam dua tas besar. Sebagian kecil kubeli, ada juga pinjaman dari pustaka daerah, pusta