Matahari seakan berada tepat di atas kepala. Teriknya tak alang kepalang. Tengah hari, saat pulang sekolah, memang suhu udara tak ada tand
Minggu pagi. Matahari sudah mulai tinggi. Sinarnya menebar kehangatan. Menerobos ke segala penjuru bumi. Seakan-akan menggapai
Sevi mendadak terbangun. Ada suara. Suara ketukan. Ya, seperti ada orang yang mengetuk pintu. Padahal malam sudah larut.
Seperti biasa. Pagi selalu memunculkan asa. Mungkin inilah gunanya pagi. Seandainya pagi tak ada, mungkin asa juga sudah lama tiada.
Matahari seperti enggan untuk membuka mata. Sinarnya hanya temaram. Padahal tengah hari “bolong”. Jam satu siang.