Ibunda Maharaja, Tri Buana Tunggadewi, jatuh sakit. Tabib dari seluruh negeri dikerahkan
kau jerang rindukau didihkan bersama rempah riuh aroma smaradahana"Tanggal dua puluh tiga lama amat ya?"katamu di ujung teleponaku mengiyakannyapipiku
Aku lari, kau lariAku diam, kau diamAku menari, kau pun menariMari menari bersamaWiu, wiu, raungan sirene menjeritApakah ambulans membawa si sakit?&nb
"Om nikahin aku dong..."Itulah isi pesan singkat via WA yang saya terima pagi itu, pesan itu pun saya balas dengan santai.."Nikahin bener atau sekedar
dinda, mungkin ini bagian yang paling tidak kau sukai bahwa diperjalanan telah banyak tikungan yang kita lalui lelakon demi lelakon pun menjadi pajang