Hujan kembali turun disiang ini Pun bayangan mu telah beranjak pergi Tak ada bekasbekas luka mengangga Tak ada air mata kecewa Pun sedih hanya dia
Dirimbarimba itu kita bicara cinta Hutan belantara menyimpan sejuta misteri Kita berdiri terlalu kaku diujung belati Sampai kotakota ini membuat ke
Ketika Penguasa berselingkuh dengan pengusaha RAKYATLAH merana Duhai MANISKU… Langit begitu cerah membiru haru Ungkapkan, katakan, tataplah Kau m
Entah Rimbun menghimbun Lembut mengalun Ia adalah rasa Asa menancap Namun tertegun Aku, kau tak berbaur dalam rasa Mengintai sudutsudut waktu
Kau sudah melupakan, wahai bidadariku Kau telah kembali kekayangan Sulit dijangkau akal sehat ku Haruskah aku membenci pagi Ketika ia datang mimpi
Dok inas oos Baru saja siap makan sahur, suasana pagi yang masih gelap, Ayah ku keluar dari rumah mengambil tiang yang memang dari dulu sudah ada
Renungan Sebuah Kelahiran (22 Juni 2982 – 22 Juni 2011) Isak tangis bergema ketika pertama mampir kedunia Dalam canda tawa kerabat keluarga Te
Ntah apa yang ku tulis dalam lembaran ini, ketika malam beranjak sepi, mengajak ku bercengkrama dinginya belantara walau tanpa hujan salju karna hujan
Ntah salam apa yang sepantasnya aku persembahkan teruntuk dirimu, seluruh salam cinta dan sayang ku ikut sertakan dalam lembaran ini, maaf beribu maaf
Nasib ku yang baik menjadi mahasiswa Mungkin,! Aku bisa tahu Yang mana rektor, dekan bahkan dosen Itu namanya kampus Nasib baik ku menjadi mah
Sekuntum rindu masih ada pada ku ‘kan ku bawa sepanjang jalan hidup ini Walau cinta terlarang karena dendam Aku sendiri yang mengerti Lika-liku ci