Enam bulan lalu, di dalam mobil yang membawamu keluar kota. Benih itu sekarang bersemayam di dalam dirimu. Lebih tepat lagi di dalam rahimmu. B
“Mas?” Sebuah suara lembut, yang lebih menyerupai bisikan, menegurnya. Si laki-laki terhenyak dari pikirannya. “Ya?” katanya, sekonyong-konyong m
Ini adalah detil kronologi kejahatan yang kaulakukan padaku dan akan kuajukan ke pengadilan yang mahatinggi di akhirat: Setahun lalu, di sebuah hal
“Kamu tahu,” kata Langit, “Seseorang pernah bilang padaku ‘Tubuh manusia mempunyai sistem pembuangan yang berfungsi menyaring racun dan mengel
Sesampainya di kampus aku bersembunyi di atap gedung dan menangis lagi di sana. Sampai berapa lama aku tak tahu, mungkin beberapa jam, hingga aku b
Aku kini telah masuk ke dalam lemari mesin waktu itu. Hanya sesaat setelah Profesor Haris mengangkat jempolnya sebagai aba-aba dan memulai alatnya
“Saya mendapati mug itu berada di tangan seorang pemuda berandalan yang tengah bersantai di taman, tak jauh dari tempat kita bertemu kemarin,” lanju
“Oh…” “Oh? Ta-tapi, tidakkah kamu merasa sangat penasaran? Kamu ingin mengetahuinya ‘kan? Ini penemuan hebat, lho!” “Bukankah tadi saya suda
Sebuah titik awal... Namaku Langit. Aku bekerja membantu bisnis Ayahku, kami membuat minuman susu kedelai dalam kemasan dan saat ini bisnis ka
Langit bohong. Aku tak percaya lagi pada laki-laki. Suatu malam, beberapa hari setelah ‘kencan’ kami, Mama mengamuk hebat. Ia tak mampu lagi me
You and I must make a pact, We must bring salvation back Where there is love, I'll be there I'll reach out my hand to you, I'll have faith i
Pemuda itu—saat pertama kali melihatnya aku merasa seperti sudah pernah melihatnya sebelumnya. Dimana? Entahlah, pokoknya di suatu masa dalam hidup
Tak puas dengan hanya mengamati bunga-bunga yang kami tanam, selanjutnya Ayah mulai melesat ke dalam hutan untuk melihat lebih banyak bunga. Ia mel
Pak RT lantas mengantar Ayah pulang ke rumah. Dari teras depan didapatinya jendela salah satu kamar—yakni kamar tempat Ayah berada, sedangkan Ibu s
Ayah menatap Ibu bingung. “Ingat apa?” “Ng, anu… semalam… semalam… Eh, kondisi ayah sudah baikan?” “Segar bugar. Ayah gak pernah merasa seba
“Ini! Cepat kamu minum,” kata sang tabib kemudian, setelah berhasil mengendalikan emosinya, menyodorkan gelas berisi air putih yang telah dijampi-j
Selepas tengah hari, begitu pulang Ibu nyaris tak mengenali Ayah karena wajahnya yang bengkak dan kantung matanya berubah menjadi sipit. Belum lagi
Aku adalah seorang mahasiswa semester empat di sebuah universitas negeri di ibukota provinsi. Saat ini aku sedang dalam perjalanan pulang mendadak
“Kenapa kamu memberitahukan semua ini padaku sekarang?” “Saya tahu selama ini saya banyak melakukan hal buruk padamu, Ben. Saya hanya gak ingin
“Katakan padaku, bagaimana rasanya menjelang mati, Ben? Apakah itu menyenangkan… atau menakutkan?” “Brengsek!” “Apa kamu bilang!? Jagoan se